Jumat, 07 Oktober 2011

PEDOMAN BUDIDAYA TEMULAWAK: PEMBIBITAN DAN PENGOLAHAN MEDIA TANAM

Dalam Budidaya temulawak ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dan tiap-tiap tahapannya berkaitan satu sama lain dan saling mendukung untuk menghasilkan produksi temulawak dengan kualitas dan kuantitas yang maksimal. Sebagai tahap awal adalah penyediaan bibit temulawak dan pengolahan media tanam harus dipersiapakan dengan baik, adapun prosesnya adalah sebagai berikut :

Perbanyakan tanaman temulawak dilakukan menggunakan rimpang, baik berupa rimpang induk (rimpang utama) maupun rimpang anakan (rimpang cabang). Keperluan rimpang induk adalah 1.500-2.000 kg/ha dan rimpang cabang sebanyak 500-700 kg/ha.

Untuk mendapatkan bibit yang berkualitas, rimpang untuk bibit diambil dari tanaman tua yang sehat berumur 10 -12 bulan.

Tanaman induk dibongkar dan bersihkan akar dan tanah yang menempel pada rimpang. Pisahkan rimpang induk dari rimpang anak.

Bibit rimpang induk

Rimpang induk dibelah menjadi empat bagian yang mengandung 2-3 mata tunas dan dijemur selama 3-4 jam selama 4-6 hari berturut-turut. Setelah itu rimpang dapat langsung ditanam.

Bibit rimpang anak

Simpan rimpang anak yang baru diambil di tempat lembab dan gelap selama 1-2 bulan sampai keluar tunas baru. Penyiapan bibit dapat pula dilakukan dengan menimbun rimpang di dalam tanah pada tempat teduh, meyiraminya dengan air bersih setiap pagi/sore hari sampai keluar tunas. Rimpang yang telah bertunas segera dipotong-potong menjadi potongan yang memiliki 2-3 mata tunas yang siap ditanam.

Bibit yang berasal dari rimpang induk lebih baik daripada rimpang anakan. Sebaiknya bibit disiapkan sesaat sebelum tanam agar mutu bibit tidak berkurang akibat penyimpanan.

Penyediaan media tanam dalam budidaya temulawak dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

Lokasi penanaman dapat berupa lahan tegalan, perkebunan atau pekarangan. Penyiapan lahan untuk kebun temulawak sebaiknya dilakukan 30 hari sebelum tanam.

Lahan dibersihkan dari tanaman-tanaman lain dan gulma yang dapat mengganggu pertumbuhan kunyit. Lahan dicangkul sedalam 30 cm sampai tanah menjadi gembur.

Lahan dibuat bedengan selebar 120-200 cm, tinggi 30 cm dan jarak antar bedengan 30-40 cm. Selain dalam bentuk bedengan, lahan dapat juga dibentuk menjadi petakan-petakan agak luas yang dikelilingi parit pemasukkan dan pembuangan air, khususnya jika temulawak akan ditanam di musim hujan.Pemupukan Organik (sebelum tanam)Pupuk kandang matang dimasukkan ke dalam lubang tanam sebanyak 1-2 kg. Keperluan pupuk kandang untuk satu hektar kebun adalah 20-25 ton karena pada satu hektar lahan terdapat 20.000-25.000 tanaman.bibit tanaman temulawak (1), cara pedoman ataau pembuatan temulawak (1), cara pedoman temulawak (1), PEDOMAN PEMBIBITAN (1), pembibitan rimpang (1), pembibitan temulawak (1), penyiapan lahan temulawak (1), perbanyakan gulma dengan rimpang (1)

Artikel Terkait:

TEHNIK PEMBIBITAN DAN PENGOLAHAN MEDIA TANAM BUDIDAYA RAMBUTANPembibitan dan Media tanam Budidaya Nangka (Pedoman Budidaya Nangka Bag. 1)PENGOLAHAN MEDIA TANAM BUDIDAYA MELONSYARAT PERTUMBUHAN BUDIDAYA TEMULAWAKMEDIA TANAM DAN TEKNIK PENANAMAN DALAM BUDIDAYA SAWO

View the original article here

0 komentar:

Posting Komentar