Tampilkan postingan dengan label BUDIDAYA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label BUDIDAYA. Tampilkan semua postingan

Jumat, 24 Januari 2014

Peluang Usaha Budidaya Melon Dasar Umum dalam Budidaya Melon

Pustaka Dunia


Peluang Usaha Budidaya Melon Dasar Umum dalam Budidaya Melon : Salah satu buah yang sangat di kenal di Indonesia adalah buah melon. Pada awalnya melon masih di anggap buah kelas atas / buah mahal. Hal ini karena melon masih merupakan buah import yang masuk ke Indonesia dengan jumlah terbatas, sehingga harga saat itu masih terlalu tinggi untuk masyarakat umum di Indonesia.


Teknologi Budidaya MelonTeknik-Budidaya-Melon.gif : Saat ini teknologi budidaya melon sudah di kuasai oleh para pelaku usaha pertanian. Berangsur-angsur buah melon sudah menjadi buah umum di konsumsi. Peran pelaku usaha pedagang buah keliling mempercepat penetrasi buah melon di masyarakat. Penjualan secara eceran "potongan kecil" membuat harga buah melon menjadi sangat resonable dan dapat di terima oleh masyarakat.


Penguasaan teknologi budidaya melon yang dikuasai pelaku usaha pertanian merupakan adaptasi dari budidaya buah semangka. Karena buah semangka sudah dikenal lebih dahulu. Perlu sebuah upaya pengembangan teknologi budidaya melon untuk menghasilkan produktivitas tinggi yang berdampak pada semakin baiknya ekonomi pelaku usaha budidaya melon.


Pemilihan Lokasi Budiaya Melon : Pembudidayaan Melon membutuhan lahan lokasi yang luas hal ini karena Melon masuk pada kategori tanaman vining (merambat). Hakikatnya tanaman merambat bentang tanaman memerlukan ruang yang cukup agar cahaya matahari dapat mencukupi kebutuhan tanaman melon. Budidaya tanaman melon tidak akan optimal jika di lakukan di lahan yang sempit. oleh sebab itu pelaku usaha pertanian / pembudidaya melon sebaiknya memilih lokasi yang luas atau sesuai dengan kebutuhan minimal tanaman melon.


Melon dapat tumbuh dengan baik dengan cara penanaman dalam di tanah yang berpasir atau tanah lempung berpasir. Untuk tanah berat / heavy soil yang mengandung banyak tanah liat dapat berakibat pada pertumbuhan melon yang lambat dengan buah yang cenderung kecil tidak subur dan berdampak pada produktivitas akhir usaha. Melon sangat menyukai tanah dengan PH Netral / tingkat keasaman netral. Untuk tanah yang cenderung asam membuat sistem pembungaan yang tidak kuat dan mudah gugur.


Soil Preparation / Persiapan Tanah / Persiapan Lahan dalam Budidaya Melon : Langkah pertama dalam budiaya melon adalah dengan mencangkul atau membajak tanah dengan kedalaman antara 10 cm s/d 15 cm. Penambahan pupuk kandang / kompos di perlukan untuk memperkaya unsur hara yang terkandung dalam tanah. Rata-rata kebutuhan pupuk kandang / kompos per hektar berkisar 2 ton s/d 4 ton. Penambahan pupuk kandang / pupuk kompos harus tertutup sempurna dengan tanah untuk mengoptimalkan penyerapan unsur hara oleh tanaman.


Karena tanaman melon membutuhkan sistem pengairan yang baik tidak terendam / terlalu banyak air perlu pembuatan gundukan tanah yang lebih tinggi dengan kisaran 6 cm s/d 15 cm di atas rata-rata tanah. Tanah berat dengan kandungan tanah liat yang tinggi sebaiknya dilakukan pengemburan tanah lebih baik dengan gundukan yang lebih tinggi s/d 15 cm. Satu kelompok baris tanaman di pisahkan dengan jarak berkisar 3 meter. Penggunaan plastik mulsa membantu suhu tanah untuk tetap hangat dan mempercepat proses pertumbuhan tanaman.


The post Peluang Usaha Budidaya Melon Dasar Umum dalam Budidaya Melon appeared first on www.PustakaDunia.com. Pustaka Dunia


www.PustakaDunia.com

Jumat, 07 Oktober 2011

PEDOMAN BUDIDAYA TEMULAWAK: PEMBIBITAN DAN PENGOLAHAN MEDIA TANAM

Dalam Budidaya temulawak ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dan tiap-tiap tahapannya berkaitan satu sama lain dan saling mendukung untuk menghasilkan produksi temulawak dengan kualitas dan kuantitas yang maksimal. Sebagai tahap awal adalah penyediaan bibit temulawak dan pengolahan media tanam harus dipersiapakan dengan baik, adapun prosesnya adalah sebagai berikut :

Perbanyakan tanaman temulawak dilakukan menggunakan rimpang, baik berupa rimpang induk (rimpang utama) maupun rimpang anakan (rimpang cabang). Keperluan rimpang induk adalah 1.500-2.000 kg/ha dan rimpang cabang sebanyak 500-700 kg/ha.

Untuk mendapatkan bibit yang berkualitas, rimpang untuk bibit diambil dari tanaman tua yang sehat berumur 10 -12 bulan.

Tanaman induk dibongkar dan bersihkan akar dan tanah yang menempel pada rimpang. Pisahkan rimpang induk dari rimpang anak.

Bibit rimpang induk

Rimpang induk dibelah menjadi empat bagian yang mengandung 2-3 mata tunas dan dijemur selama 3-4 jam selama 4-6 hari berturut-turut. Setelah itu rimpang dapat langsung ditanam.

Bibit rimpang anak

Simpan rimpang anak yang baru diambil di tempat lembab dan gelap selama 1-2 bulan sampai keluar tunas baru. Penyiapan bibit dapat pula dilakukan dengan menimbun rimpang di dalam tanah pada tempat teduh, meyiraminya dengan air bersih setiap pagi/sore hari sampai keluar tunas. Rimpang yang telah bertunas segera dipotong-potong menjadi potongan yang memiliki 2-3 mata tunas yang siap ditanam.

Bibit yang berasal dari rimpang induk lebih baik daripada rimpang anakan. Sebaiknya bibit disiapkan sesaat sebelum tanam agar mutu bibit tidak berkurang akibat penyimpanan.

Penyediaan media tanam dalam budidaya temulawak dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

Lokasi penanaman dapat berupa lahan tegalan, perkebunan atau pekarangan. Penyiapan lahan untuk kebun temulawak sebaiknya dilakukan 30 hari sebelum tanam.

Lahan dibersihkan dari tanaman-tanaman lain dan gulma yang dapat mengganggu pertumbuhan kunyit. Lahan dicangkul sedalam 30 cm sampai tanah menjadi gembur.

Lahan dibuat bedengan selebar 120-200 cm, tinggi 30 cm dan jarak antar bedengan 30-40 cm. Selain dalam bentuk bedengan, lahan dapat juga dibentuk menjadi petakan-petakan agak luas yang dikelilingi parit pemasukkan dan pembuangan air, khususnya jika temulawak akan ditanam di musim hujan.Pemupukan Organik (sebelum tanam)Pupuk kandang matang dimasukkan ke dalam lubang tanam sebanyak 1-2 kg. Keperluan pupuk kandang untuk satu hektar kebun adalah 20-25 ton karena pada satu hektar lahan terdapat 20.000-25.000 tanaman.bibit tanaman temulawak (1), cara pedoman ataau pembuatan temulawak (1), cara pedoman temulawak (1), PEDOMAN PEMBIBITAN (1), pembibitan rimpang (1), pembibitan temulawak (1), penyiapan lahan temulawak (1), perbanyakan gulma dengan rimpang (1)

Artikel Terkait:

TEHNIK PEMBIBITAN DAN PENGOLAHAN MEDIA TANAM BUDIDAYA RAMBUTANPembibitan dan Media tanam Budidaya Nangka (Pedoman Budidaya Nangka Bag. 1)PENGOLAHAN MEDIA TANAM BUDIDAYA MELONSYARAT PERTUMBUHAN BUDIDAYA TEMULAWAKMEDIA TANAM DAN TEKNIK PENANAMAN DALAM BUDIDAYA SAWO

View the original article here

SYARAT PERTUMBUHAN BUDIDAYA TANAMAN SALAK

Salak ditemukan tumbuh liar di alam di Jawa bagian barat daya dan Sumatra bagian selatan. Akan tetapi asal-usul salak yang pasti belum diketahui. Salak dibudidayakan di Thailand, Malaysia dan Indonesia, ke timur sampai Maluku. Salak juga telah diintroduksi ke Filipina, Papua Nugini, Queensland dan juga Fiji.

Sebagian ahli menganggap salak yang tumbuh di Sumatra bagian utara berasal dari jenis yang berbeda, yakni S. sumatrana Becc. S. zalacca sendiri dibedakan lagi atas dua varietas botani, yakni var. zalacca dari Jawa dan var. amboinensis (Becc.) Mogea dari Bali dan Ambon

Sentra penanaman Tanaman salak di Indonesia banyak terdapat di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Maluku, Bali, NTB dan Kalimantan Barat.

Untuk kepentingan budi daya, penanaman tanaman salak ini memerlukan kondisi khusus untuk menunjang pertumbuhan tanaman secara optimal yang dikenal dengan istilah Syarat Tumbuh. Adapun Syarat tumbuh budi daya tanaman salak yang diperlukan adalah sebagai berikut :

Suhu yang paling baik antara 20-30CC. Salak membutuhkan kelembaban tinggi, tetapi tidak tahan genangan air Tanaman salak sesuai bila ditanam di daerah berzona iklim Aa bcd, Babc dan Cbc. A berarti jumlah bulan basah tinggi (11-12 bulan/tahun), B: 8-10 bulan/tahun dan C : 5-7 bulan/tahun.Salak akan tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan rata-rata per tahun 200-400 mm/bulan. Curah hujan rata-rata bulanan lebih dari 100 mm sudah tergolong dalam bulan basah. Berarti salak membutuhkan tingkat kebasahan atau kelembaban yang tinggi.Tanaman salak tidak tahan terhadap sinar matahari penuh (100%), tetapi cukup 50-70%, karena itu diperlukan adanya tanaman peneduh..

Tanaman salak menyukai tanah yang subur, gembur dan lembab.Derajat keasaman tanah (pH) yang cocok untuk budidaya salak adalah 4,5 – 7,5. Kebun salak tidak tahan dengan genangan air. Untuk pertumbuhannya membutuhkan kelembaban tinggi.Budidaya Tanaman salak (17), pertumbuhan salak (3), tinggi tempat salak (2), syarat tumbuh salak (2), ssrat tumbuh tanaman salak (1), syarat hidup tanaman salak (1), syarat ketinggian tanaman (1), syarat pertumbuhan tanaman (1), tanaman salak cocok didaerah mana (1), salak di maluku (1), pohon salak tumbuh berapa tahun (1), ketinggian tempat untuk tumbuh salak (1), Ketinggian tempat salak (1), ketinggian tanaman salak (1), fase pertumbuhan salak (1), budidaya namgka salak (1), asal usul tanaman salak (1), apakah salak bali membutuhkan curah hujan yang tinggi? (1)

Artikel Terkait:

TEKNIK PEMBIBITAN DALAM BUDIDAYA TANAMAN SALAKPEMELIHARAAN TANAMAN BUDIDAYA TANAMAN SALAKMENGENAL TANAMAN SALAK SEBUAH PELUANG USAHAHAMA, PENYAKIT DAN SERANGAN GULMA DALAM BUDIDAYA TANAMAN SALAKPENGOLAHAN LAHAN DAN TEKNIK PENANAMAN BUDIDAYA SALAK

View the original article here

PERKEMBANGAN INDUSTRI KOPI DI INDONESIA (SERIAL BUDIDAYA KOPI)

KOPI Perkembangan Industri KOPI di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari sejarah tentang pengiriman biji KOPI oleh Gubernur Belanda di Batavia pada tahun 1699 yang kemudian dibudidayakan di Pulau Jawa dan ternyata berhasil. Sejak tahun 1750-an, budidaya KOPI dikembangkan ke luar Jawa seperti Sumatera, Bali, Sulawesi dan Timor. Sayangnya, arah perkebunan KOPI pada masa VOC ini lebih diprioritaskan untuk ekspor, bukan untuk diolah lebih lanjut di dalam negeri. Jadi, industri KOPI praktis tidak berkembang. Baru sejak awal tahun 1920-an, industri KOPI dengan skala rumah tangga mulai muncul, kurang lebih bersamaan dengan diperkenalkannya KOPI robusta pada 1900-an untuk menggantikan KOPI arabika yang hancur karena diserang penyakit yang disebabkan oleh jamur.

Beberapa perusahaan KOPI industri kecil yang muncul pada masa itu dan masih eksis hingga saat ini adalah Kedoeng Ladjoe di Sidoarjo, Jawa Timur (1928), Muntu di Purwokerto, Jawa Tengah, Toko Ujung di Makassar dan Aroma di Bandung (1930). Kemudian UD Basuki yang namanya dahulu KOPI Tigowan di Kendal, Jawa Tengah (1935), UD Putra Mandiri (namanya dahulu Tjeng Guan) dengan merek Cap Singa di Surabaya, KOPI Kapal Api di Surabaya (1927), Nam Hong di Sukabumi Jawa Barat (1942), Segar Harum di Binjai Sumatera Utara (1945), Binri Jamos di Pematang Siantar (1948), dan Sido Mulia di Malang Jawa Timur serta Kemiri Rejo di Magelang Jawa tengah (1949).

Perusahaan-perusahaan KOPI berskala rumah tangga dan skala usaha kecil terus bermunculan hingga decade 1960-an. Tetapi berdirinya perusahaan KOPI skala besar baru dimulai sejak 1965 dengan berdirinya PT Ayam Merak yang ketika itu bernama Pabrik KOPI Banteng. Setelah itu, produsen KOPI berskala besar lainnya terus bermunculan, seperti CV Nefo di Jambi (1966), PT Megah Putra Sejahtera Intisari di Pekan Baru Riau (1969 sebagai Toko Liem), Perusahaan KOPI Sidikalang dan Nusantara di Medan Sumatera Utara.

Adapun produsen-produsen besar yang merajai bisnis perKOPIan di Indonesia saat ini berdiri setelah tahun 1970-an. Dimulai dari PT Inbrasco pada 1972, kemudian disusul oleh PT Santos Jaya Abadi yang sebetulnya kelanjutan dari KOPI Kapal Api yang telah ada sejak 1927 di Surabaya, dan PT Indofood Jaya Raya (1978) yang kemudian berganti nama menjadi PT Nestle Indonesia (2000). Pada periode 1980-an, produsen KOPI yang berdiri adalah PT Sari Incofood Corporation (1984) dan PT Torabika Eka Semesta (1989). Kemudian pada periode 1900-an, perusahaan yang muncul adalah PT Citra Aroma Indah (1991) yang kemudian berganti nama menjadi PT Aneka Coffee Industry (1995).

Rentang waktu yang amat panjang sejarah perKOPIan di Indonesia ini menjadikan jenis minuman ini telah membudaya penggunaannya di seatero nusantara. Bahkan meminum KOPI tidak hanya sebagai kebiasaan, tetapi sudah menjadi sebuah tradisi.

Artikel Terkait:

KARAKTERISTIK USAHA INDUSTRI KOPI DI INDONESIA (SERIAL BUDIDAYA KOPI)PRODUSEN DAN PERKEMBANGAN PRODUK KOPI (SERIAL BUDIDAYA KOPI) BAG 2PETA PRODUSEN KOPI DI INDONESIA (SERIAL BUDIDAYA KOPI)KUNCI SUKSES USAHA / INDUSTRI KOPI (SERIAL BUDIDAYA KOPI)PRODUSEN DAN PERKEMBANGAN PRODUKSI KOPI (SERIAL BUDIDAYA KOPI)

View the original article here

Kamis, 06 Oktober 2011

TEKNIK PEMBIBITAN DALAM BUDIDAYA TANAMAN SALAK

Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam mengusahakan tanaman salak adalah penggunaan bibit unggul dan bermutu. Tanaman salak merupakan tanaman tahunan, karena itu kesalahan dalam pemakaian bibit akan berakibat buruk dalam pengusahaannya, walaupun diberi perlakuan kultur teknis yang baik tidak akan memberikan hasil yang diinginkan, sehingga modal yang dikeluarkan tidak akan kembali karena adanya kerugian dalam usaha tani. Untuk menghindari masalah tersebut, perlu dilakukan cara pembibitan salak yang baik. Pembibitan salak dapat berasal dari biji (generatif) atau dari anakan (vegetatif).

Pembibitan secara generatif adalah pembibitan dengan menggunakan biji yang baik diperoleh dari pohon induk yang mempunyai sifat-sifat baik, yaitu: cepat berbuah, berbuah sepanjang tahun, hasil buah banyak dan seragam, pertumbuhan tanaman baik, tahan terhadap serangan hama dan penyakit serta pengaruh lingkungan yang kurang menguntungkan.

a) dapat dikerjakan dengan mudah dan murah

b) diperoleh bibit yang banyak

c) tanaman yang dihasilkan tumbuh lebih sehat dan hidup lebih lama

d) untuk transportasi biji dan penyimpanan benih lebih mudah

e) tanaman yang dihasilkan mempunyai perakaran kuat sehingga tahan rebah dan kekeringan

f) memungkinkan diadakan perbaikan sifat dalam bentuk persilangan.

a) kualitas buah yang dihasilkan tidak persis sama dengan pohon induk karena mungkin terjadi penyerbukan silang

b) agak sulit diketahui apakah bibit yang dihasilkan jantan atau betina.

Untuk mendapatkan bibit yang baik harus dilakukan seleksi terhadap biji yang akan dijadikan benih. Syarat-syarat biji yang akan dijadikan benih :

Biji berasal dari pohon induk yang memenuhi syarat.Buah yang akan diambil bijinya harus di petik pada waktu cukup umur.Mempunyai daya tumbuh minimal 85 %.Besar ukuran biji seragam dan tidak cacat.Biji sehat tidak terserang hama dan penyakit.Benih murni dan tidak tercampur dengan kotoran lain.Bibit tanaman salak dapat diambil dari biji salak ataupun dari anakan tanaman salak.  Metode penyiapan bibit tanaman salak antara lain :

Bibit dari Biji:

Biji salak dibersihkan dari sisa-sisa daging buah yang masih melekat.Rendam dalam air bersih selama 24 jam, kemudian dicuci.Bibit dari Anakan:

Pilih anakan yang baik dan berasal dari induk yang baikSiapkan potongan bambu, kemudian diisi dengan media tanahTeknik/metode penyemaian bibit tanaman salak dalam budidaya tanaman salak adalah :

Bibit dari Biji:

Biji salak yang telah direndam dan dicuci, masukkan kedalam kantong plastik yang sudah dilubangi (karung goni basah), lalu diletakkan di tempat teduh dan lembab sampai kecambah berumur 20-30 hariSatu bulan kemudian diberi pupuk Urea, TSP dan KCl, masing-masing 5 gram, tiap 2-3 minggu sekaliAgar kelembabannya terjaga, lakukan penyiraman setiap hariBibit dari Anakan dengan pesemaian bak kayu:

Buat bak kayu dengan ukuran tinggi 25 cm, lebar dan panjang disesuaikan dengan kebutuhanDiisi dengan tanah subur dan gembur setebal 15-20 cmDiatas tanah diiisi pasir setebal 5-10 cmArah pesemaian Utara Selatan dan diberi naungan menghadap ke TimurBenih direndam dalam larutan hormon seperti Atonik selama 1 jam, konsentrasi larutan 0,01-0,02 cc/liter airTanam biji pada bak pesemaian dengan jarak 10 x 10 cmArah biji dibenamkan dengan posisi tegak, miring/rebah dengan mata tunas berada dibawah.Untuk pembibitan dari biji, media pembibitan adalah polybag dengan ukuran 20 x 25 cm yang diisi dengan tanah campur pupuk kandang dengan perbandingan 2:1.Setelah bibit atau kecambah berumur 20-30 hari baru bibit dipindahkan ke polibag.Pembibitan dengan sistem anakan, bambu diletakkan tepat di bawah anakan salak, kemudian disiram setiap hari. Setelah 1 bulan akar telah tumbuh dan anakan dipisahkan dari induknya, kemudian ditanam dalam polybag. Pupuk Urea, TSP, KCl diberikan 1 bulan sekali sebanyak 1 sendok teh.Untuk bibit dari biji, setelah bibit salak berumur 4 bulan baru dipindahkan ke lahan pertanian. Untuk persemaian dari anakan, setelah 6 bulan bibit baru bisa dipindahkan ke lapangan.

masalah perkebunan salak (5), pembibitan tanaman salak (4), pohon salak (3), cara perbanyakan bibit salak (3), Syarat biji yang akan dijadikan benih (3), bertanam salak (3), CARA PEMBIBITAN BIJI (2), metode peluang usaha tanaman (2), cara budidaya pohon salak (2), pembibitan biji salak (1), pembibitan generatif (1), pembibitan pada tanaman (1), mengapa pembibitan tanaman dengan cara bibit biji? (1), pembudidayaan pohon salak (1), pengaruh lingkungan yang kurang bersih terhadap tanaman (1), persyaratan biji yang akan di benih (1), tehnik pembibitan budidaya tanaman teh (1), tehnik pemmbibitan tanaman dengan biji (1), TEKNIK PEMBIBITAN DALAM BUDIDAYA TANAMAN SALAK (1), artikel pembiakan vegetatif tanaman tahunan (1), makalah pengolahan benih dan penyimpanan benih salak (1), macam macam biji yang akan dijadikan benih (1), bagaimana cara pembibitan salak yang baik (1), benih salak (1), bibit salak unggul (1), biji dan buah (1), CARA PEMBIBITAN PADA TANAMAN (1), cara pembibitan tanaman berbiji (1), cara pembibitan yang baik (1), cara pembibitan#sclient=psy (1), faktor yang harus diperhatikan dalam pembibitan tanaman (1), fase pertumbuhan salak dari biji (1), generatif pada salak (1), kekurangan pembibitan secara generatif (1), kultur salak (1), macam macam biji yang akan di jadikan benih (1), teknik pembibitan tanaman dengan cara biji (1)

Artikel Terkait:

PENGOLAHAN LAHAN DAN TEKNIK PENANAMAN BUDIDAYA SALAKPEMELIHARAAN TANAMAN BUDIDAYA TANAMAN SALAKSYARAT PERTUMBUHAN BUDIDAYA TANAMAN SALAKHAMA, PENYAKIT DAN SERANGAN GULMA DALAM BUDIDAYA TANAMAN SALAKTeknis Budidaya Nenas/Nanas : Pembibitan dan Perbanyakan Tanaman

View the original article here

PELUANG USAHA BUDIDAYA ALPUKAT / AVOCADO (bagian 2)

220px-Persea_americana_fruit_2 Tanaman ALPUKAT dapat tumbuh sampai 20 m (69 kaki), dengan panjang daun 12 cm (4,7 in) sampaiu dengan 25 cm (9,8 in). Bunga tanaman ALPUKAT mencolok, berwarna kehijauan hingga kuning, lebar bunga 5 milimeter (0,2 in) sampai dengan 10 milimeter (0,4 in). Buah ALPUKAT berbentuk seperti buah pir dengan panjang berkisar 7 cm (2,8 in) hingga 20 cm (7,9 in), berat buah ALPUKAT berkisar 100 gram (3,5 oz) hingga mencapai 1.000 gram (35 ons), dan memiliki biji tunggal yang besar dengan diameter biji mencapai 5 cm (2,0 in) hingga 6.4 cm (2,5 in).

Alpukat membutuhkan iklim subtropis tidak bersalju dan dengan sedikit berangin. Angin kencang dapat mengurangi kelembaban, dehidrasi pada bunga alpukat dapat mempengaruhi penyerbukan bunga . Ketika salju ringan terjadi, salju tersebut dapat merontokan buah alpukat muda, meskipun tanaman Alpukat dapat mentolerir suhu hingga -1 ° C. Tanaman Alpukat membutuhkan aerasi tanah baik, idealnya alpukat ditaman kurang lebih 1 m dari permukaan tanam. Alpukat kurang baik jika ditanam di daerah dengan tingkat salinitas tinggi (asin). Kondisi tanah yang di sukai oleh tanaman alpukat dengan kondisi iklim yang sesuai hanya tersedia di beberapa daerah di dunia, khususnya di selatan Spanyol, Portugal, Kreta, Levant, Afrika Selatan, Kolombia, Peru, bagian tengah dan utara Chili, Vietnam, Indonesia, bagian India selatan , Sri Lanka, Australia, Selandia Baru, Filipina, Malaysia, Amerika Tengah, Karibia, Meksiko, California, Arizona, New Mexico, Texas, Florida, Hawaii, dan Ekuador. Setiap daerah memiliki berbagai jenis kultivar.

Pohon atau Tanaman ALPUKAT rata-rata menghasilkan sekitar 500 buah ALPUKAT per tahun. Kebun komersial menghasilkan rata-rata Avocadotujuh ton per hektar setiap tahun, dan di beberapa kebun mencapai 20 ton per hektar Pohon ALPUKAT tidak mentolerir suhu dingin, dan dapat tumbuh hanya di iklim subtropis atau tropis.

ALPUKAT adalah buah klimakterik (seperti pada tanaman pisang), yang berarti tumbuh dan berkembang buah di pohon, tetapi matang setelah di petik dari pohon. ALPUKAT untuk perdagangan dipetik saat masih keras dan hijau dan disimpan dalam pendingin pada pada suhu 3,3-5,6 ° C (38-42 ° F) hingga alpukat di terima di tangan konsumen. ALPUKAT harus benar-benar matang untuk mencapai kematangan yang sempurna. ALPUKAT yang jatuh dari pohon akan matang di tanah. Umumnya, buah diambil setelah masak. ALPUKAT yang baik memiliki tingkat kekeringan lebih dari 23%, hal ini m enjadi standar yang sama bagi negara-negara penghasil alpukat. Setelah dipetik, ALPUKAT dapat matang dalam beberapa hari kemudian pada suhu kamar (lebih cepat jika disimpan digabungkan dengan buah-buahan lainnya seperti apel atau pisang, karena pengaruh gas etilen). Beberapa supermarket menjual buah ALPUKAT yang belum matang yang telah diperlakukan dengan etilena sintetis untuk mempercepat pematangannya. Dalam beberapa kasus ALPUKAT dapat dibiarkan di pohon selama beberapa bulan, yang merupakan keuntungan untuk petani alpukat komersial yang mencari laba yang besar untuk tanaman Alpukat mereka , tetapi jika buah terlalu lama di pohon alpukat dapat jatuh ke tanah.

Kita akan lanjutkan pembahasan tentang alpukat pada artikel bagian ke 3.

budidaya alpokat (4), lahan yang cocok untuk buah alpukat (2), alpukat muda (1), Tempat penghasil gas etilen (1), teknik budidaya alpokat (1), tanam alpokat (1), peluang usaha alpukat (1), negara penghasil alpukat (1), daerah penghasil alpukat (1), ciri-ciri alpukat (1), ciri tanaman alpukat (1), usaha alpukat (1)

Artikel Terkait:

PELUANG USAHA BUDIDAYA ALPUKAT / AVOCADO (bagian 1)Peluang Usaha Pengembangan Budidaya Jeruk (bagian 1)Peluang Usaha Budidaya Durian (bagian 2)Peluang Usaha Budidaya Durian (bagian 1)Syarat Tumbuh Budidaya Nangka

View the original article here

PEMELIHARAAN TANAMAN BUDIDAYA TANAMAN SALAK

Setelah selesai ditanam, tanaman salak perlu dipelihara dengan benar dan teratur sehingga diperoleh produksi kebin yang baik dan produktif. Pemeliharaan ini dilakukan sampai berakhirnya masa produksi tanaman salak.

Untuk memperoleh buah yang berukuran besar, maka bila tandan sudah mulai rapat perlu dilakukan penjarangan. Biasanya penjarangan dilakukan pada bulan ke 4 atau ke 5.

Penyulaman dilakukan pada tanaman muda atau yang baru ditanam, tetapi mati atau pertumbuhannya kurang bagus atau kerdil, atau misalnya terlalu banyak tanaman betinanya. Untuk keperluan penyulaman kita perlu tanaman cadangan (biasanya perlu disediakan 10%) dari jumlah keseluruhan, yang seumur dengan tanaman lainnya. Awal musim hujan sangat tepat untuk melakukan penyulaman. Tanaman cadangan dipindahkan dengan cara putaran, yaitu mengikutsertakan sebagian tanah yang menutupi daerah perakarannya. Sewaktu membongkar tanaman, bagian pangkal serta tanahnya kita bungkus dengan plastik agar akar­-akar di bagian dalam terlindung dari kerusakan, dilakukan dengan hati-hati.

Penyiangan adalah membuang dan membersihkan rumput-rumput atau tanaman pengganggu lainnya yang tumbuh di kebun salak. Tanaman pengganggu yang lazim di sebut gulma ini bila tidak diberantas akan menjadi pesaing bagi tanaman salak dalam memperebutkan unsur hara dan air.

Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 2 bulan setelah bibit ditanam, penyiangan berikutnya dilakukan tiap 3 bulan sekali sampai tanaman berumur setahun. Setelah itu penyiangan cukup dilakukan setiap 6 bulan sekali atau 2 kali dalam satu tahun, dilakukan pada awal dan akhir musim penghujan.

Sambil melakukan penyiangan, dilakukan pula penggemburan dan pembumbunan tanah ke pokok tanaman salak. Hal ini dilakukan untuk menghemat ongkos kerja juga untuk efisiensi perawatan. Tanah yang digemburkan dicangkul membentuk gundukan atau bumbunan yang berfungsi untuk menguatkan akar dan batang tanaman salak pada tempatnya. Bumbunan jangan sampai merusak parit yang ada.

Daun-daun yang sudah tua dan tidak bermanfaat harus dipangkas. Juga daun yang terlalu rimbun atau rusak diserang hama. Tunas-tunas yang terlalu banyak harus dijarangkan, terutama mendekati saat-saat tanaman berbuah (perempelan). Dengan pemangkasan, rumpun tanaman salak tidak terlalu rimbun sehingga kebun yang lembab serta pengap akibat sirkulasi udara yang kurang lancar diperbaiki. Pemangkasan juga membantu penyebaran makanan agar tidak hanya ke daun atau bagian vegetatif saja, melainkan juga ke bunga, buah atau bagian generatif secara seimbang.

Pemangkasan dilakukan setiap 2 bulan sekali, tetapi pada saat mendekati masa berbunga atau berbuah pemangkasan kita lakukan lebih sering, yaitu 1 bulan 1 kali.

Apabila dalam rumpun salak terdapat beberapa anakan, lakukanlah pengurangan anakan menjelang tanaman berbuah. Satu rumpun salak cukup kita sisakan 1 atau 2 anakan. Jumlah anakan maksimal 3-4 buah pada 1 rumpun. Bila lebih dari itu anakan akan mengganggu produktivitas tanaman.

Pemangkasan daun salak sebaiknya sampai pada pangkal pelepahnya. Jangan hanya memotong setengah atau sebagian daun, sebab bagian yang disisakan sebenarnya sudah tidak ada gunanya bagi tanaman.

Pemangkasan pada saat lewat panen harus tetap dilakukan. Alat pangkas sebaiknya menggunakan golok atau gergaji yang tajam. Pemangkasan yang dilaksanakan pada waktu dan cara yang tepat akan membantu tanaman tumbuh baik dan optimal.

Semua bahan yang diberikan pada tanaman dengan tujuan memberi tambahan unsur hara untuk memperbaiki pertumbuhan dan produksi tanaman disebut pupuk. Ada pupuk yang diberikan melalui daerah perakaran tanaman (pupuk akar). Pupuk yang diberikan dengan cara penyemprotan lewat daun tanaman (pupuk daun). Jenis pupuk ada 2 macam: pupuk organik dan anorganik. Pupuk organik adalah pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, abu tanaman, tepung darah dan sebagainya. Pupuk anorganik adalah: Ure, TSP, Kcl, ZA, NPK Hidrasil, Gandasil, Super Fosfat, Bay folan, Green Zit, dan sebagainya. Pupuk organik yang sering diberikan ke tanaman salak adalah pupuk kandang.

Pemberian pupuk berdasarkan Umur tanaman salak :

0-12 bulan (1 x sebulan): Pupuk kandang 1000, Urea 5 gram, TSP 5 gram, KCl 5 gram.12-24 bulan (1 x 2 bulan): Urea 10 gram, TSP 10 gram, KCl 10 gram.24-36 bulan (1 x 3 bulan): Urea 15 gram, TSP 15 gram, KCl 15 gram.36–dst (1 x 6 bulan): Urea 20 gram, TSP 20 gram, KCl 20 gram.Air hujan adalah siraman alami bagi tanaman, tetapi sulit untuk mengatur air hujan agar sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman. Air hujan sebagian besar akan hilang lewat penguapan, perkolasi dan aliran permukaan. Sebagian kecil saja yang tertahan di daerah perakaran, air yang tersisa ini sering tidak memenuhi kebutuhan tanaman. Dalam budidaya salak, selama pertumbuhan, kebutuhan akan air harus tercukupi, untuk itu kita perlu memberi air dengan waktu, cara dan jumlah yang sesuai.

Setelah ditanam di kebun kita buatkan penopang dari bambu atau kayu untuk menjaga agar tanaman tidak roboh.

pembudidayaan tanaman salak (6), tanaman salak (6), cara merawat tanaman salak (3), budidaya-tanaman-salak (3), makalah budidaya tanmana salak (2), materi tentang penyiangan pada tanaman (2), sistem produksi tanaman salak (1), tanaman sdalak (1), penyiangan tanaman dilakukan untuk (1), tujuan pengurangan daun pada pohon yang akan ditanam (1), penjarangan pada tanaman (1), pemeliharaan kebun salak (1), prospek budidaya tanaman salak (1), pembumbunan tanaman SAWO (1), akar pada salak (1), makalah tanaman salak (1), kapan pemangkasan tanaman salak dilakukan (1), cara merawat salak yg bagus (1), cara memelihara kebun salak (1), budi daya tanaman salak (1), batang tanaman salak (1), awal musim hujan 2011 (1), tujuan pengurangan daun pada tumbuhan yang ditanam (1)

Artikel Terkait:

METODE PEMELIHARAAN TANAMAN BUDIDAYA MANGGISSYARAT PERTUMBUHAN BUDIDAYA TANAMAN SALAKTEKNIK PEMBIBITAN DALAM BUDIDAYA TANAMAN SALAKPEMELIHARAAN TANAMAN DALAM BUDIDAYA SAWOHAMA, PENYAKIT DAN SERANGAN GULMA DALAM BUDIDAYA TANAMAN SALAK

View the original article here

Selasa, 04 Oktober 2011

PETA PRODUSEN KOPI DI INDONESIA (SERIAL BUDIDAYA KOPI)

KOPI Pada tahun 2009 terdapat sebanyak 473 perusahaan KOPI di Indonesia, dimana dari jumlah tersebut yang dipastikan masih aktif berproduksi ada sejumlah 205 perusahaan. Sedangkan Sebanyak 268 perusahaan lainnya merupakan perusahan dengan skala kecil atau skala rumah tangga yang aktifitas produksinya bersifat musiman atau tidak menentu, dan yang tidak dapat dilacak eksistensinya. Dari 205 perusahaan yang aktif tersebut, sebanyak 167 perusahaan memproduksi KOPI bubuk dan 57 perusahaan memproduksi KOPI mix instan. Yang menarik adalah sebagian besar dari perusahaan-perusahaan yang masih aktif tersebut (99 perusahaan atau 48,3%) justru berada di Pulau Jawa (DKI, Jawa Timur dan Jawa Barat). Dari 99 perusahaan tersebut, yang berdomisi di DKI merupakan yang paling banyak yakni 30 perusahaan. Padahal, DKI jelas tidak memiliki perkebunan KOPI. Jawa Timur yang merupakan salah satu sentra KOPI nasional masih wajar jika memiliki produsen sebanyak 22 perusahaan. Tetapi, Pulau Sulawesi yang merupakan sentra produksi KOPI nasional, utamanya Sulawesi Selatan, produsen yang masih aktif justru tinggal 9 perusahaan saja. Sentra produsen lainnya seperti Lampung hanya ada 8 produsen yang masih aktif, dan di Bengkulu hanya ada 2 perusahaan saja.

Hal ini memberikan indikasi bahwa perputaran ekonomi di sentra produksi KOPI tertentu masih belum berkembang dengan baik, karena added value dari KOPI belum dapat dinikmati masyarakat setempat. KOPI masih dijual dalam bentuk asalan. Pembelian KOPI oleh produsen yang letaknya relatif lebih jauh dari sentra produksi KOPI, setidak-tidaknya relatif menekan harga ditingkat petani. Apalagi biaya transportasi lokal masih dikenal berbiaya tinggi.

Jumlah Produsen KOPI dan Penyebarannya, 2009

Selanjutnya, jika dilihat dari segi jenis KOPI olahan yang dihasilkan, produsen KOPI di Indonesia masih terbesar memproduksi KOPI bubuk atau KOPI mix, dan hanya sebagian kecil saja yang memproduksi KOPI instan. Kecilnya jumlah produsen dari KOPI instan (pure instant) disebabkan karena investasinya jauh lebih besar, dan pasarnya di dalam negeri masih jauh lebih kecil dibandingkan KOPI bubuk.

Dari data menunjukkan bahwa produsen yang menguasai pasar KOPI instan di Indonesia hanya terdiri atas tiga perusahaan saja, yakni PT Nestle Indonesia yang berdomisili di Lamping dengan kapasitas 12.000 ton per tahun, PT Sari Incofood Corporation dengan kapasitas produksi sebesar 3.000 ton per tahun, dan PT Torabika Eka Semesta dengan kapasitas produksi mencapai 3.600 ton per tahun.

Jika dilihat dari status permodalan perusahaan, dari 205 perusahaan yang dipastikan aktif beroperasi tersebut, ternyata hanya 5 (lima) perusahaan saja yang menggunakan fasilitas penanaman modal asing (PMA), yaitu PT Aneka Boga Nusantara, PT Aneka Coffee Industry, PT Carrefour Indonesia, PT Nestle Indonesia, dan PT Toarco Jaya.

Tetapi PT Carrefour Indonesia yang pemodal asingnya berasal dari Perancis yakni Continent Hyermarces, dan dari Belanda yakni Carrefour Nederland B.V. dan Onesia B.V. sebetulnya belum memiliki pabrik KOPI di Indonesia, sehingga perusahaan ini masih bekerja sama dengan PT Goodfood Indonesia dalam bentuk mitra sewa produksi (makloon). Sedangkan PT Toarco Jaya yang pabriknya berlokasi di Tana Toraja, pemodal asingnya berasal dari Jepang yang diwaliki oleh Sulawesi Development Company Ltd, dan mitra lokalnya adalah PT Utesco.

PT Aneka Boga Nusantara sendiri pemodal asingnya berasal dari dua negara yakni dari Jepang (Daesang Japan Inc.) dan dari Korea Selatan (Daesang Food Corporation) dengan mitra lokal yakni PT Miwon Indonesia Tbk dan PT Jico Agung.

Selanjutnya yang memanfatkan fasilitas penanaman modal dalam negeri (PMDN) terdapat 9 perusahaan, berturut-turut PT Inbraco (Jakarta), PT Torabika Eka Semesta (Jakarta), PT Tri Cipta Chandra (Tangerang), PT Megah Putra Sejahtera (Makassar), PT Setia Unggul Mandiri (Makassar), PT Konimex (Solo), PT Perkebunan Nusantara IX (Kendal), PT Perkebunan Nusantara XII (Jember), dan PT Putra Bhinneka Perkasa (Depasar). Artinya, mayoritas produsen KOPI lokal (191 perusahaan) belum memanfaatkan fasilitas penanaman modal dari BKPM.

Artikel Terkait:

PRODUSEN DAN PERKEMBANGAN PRODUK KOPI (SERIAL BUDIDAYA KOPI) BAG 2KARAKTERISTIK USAHA INDUSTRI KOPI DI INDONESIA (SERIAL BUDIDAYA KOPI)PRODUSEN DAN PERKEMBANGAN PRODUKSI KOPI (SERIAL BUDIDAYA KOPI)KUNCI SUKSES USAHA / INDUSTRI KOPI (SERIAL BUDIDAYA KOPI)PERKEMBANGAN PRODUKSI KOPI DI INDONESIA

View the original article here

PEMANENAN DAN PASCAPANEN BUDIDAYA TANAMAN SALAK

Mutu buah salak yang baik diperoleh bila pemanenan dilakukan pada tingkat kemasakan yang baik. Buah salak yang belum masak, bila dipungut akan terasa sepet dan tidak manis. Maka pemanenan dilakukan dengancara petik pilih, disinilah letak kesukarannya. Jadi kita harus benar-benar tahu buah salak yang sudah tua tetapi belum masak.

Buah salak dapat dipanen setelah matang benar di pohon, biasanya berumur 6 bulan setelah bunga mekar (anthesis). Hal ditandai oleh sisik yang telah jarang, warna kulit buah merah kehitaman atau kuning tua, dan bulu-bulunya telah hilang. Ujung kulit buah (bagian buah yang meruncing) terasa lunak bila ditekan. Tanda buah yang sudah tua, menurut sumber lain adalah: warnanya mengkilat (klimis), bila dipetik mudah terlepas dari tangkai buah dan beraroma salak.

Cara memanen: karena buah salak masaknya tidak serempak, maka dilakukan petik pilih. Yang perlu diperhatikan dalam pemetikan apakah buah salak tersebut akan disimpan lama atau segera dimakan. Bila akan disimpan lama pemetikan dilakukan pada saat buah salak tua (Jawa: gemadung), jadi jangan terlalu tua dipohon. Buah salak yang masir tidak tahan lama disimpan. Pemanenan buah dilakukan dengan cara memotong tangkai tandannya.

Tanaman salak dalam masa panennya terdapat 4 musim:

Panen raya pada bulan Nopember, Desember dan JanuariPanen sedang pada bulan Mei, Juni dan JuliPanen kecil pada bulan-bulan Pebruari, Maret dan April.Masa kosong/istirahat pada bulan-bulan Agustus, September dan Oktober. Bila pada bulan-bulan ini ada buah salak maka dinamakan buah slandren. Menurut sumber lain panen besar buah salak adalah antara bulan Oktober – Januari.Dalam budidaya tanaman salak, hasil yang dapat dicapai dalam satu musim tanam adalah 15 ton per hektar.

Seperti buah-buahan lainnya, buah salak mudah rusak dan tidak tahan lama. Kerusakan ditandai dengan bau busuk dan daging buah menjadi lembek serta berwarna kecoklat-coklatan. Setelah dipetik buah salak masih meneruskan proses hidupnya berupa proses fisiologi (perubahan warna, pernafasan, proses biokimia dan perombakan fungsional dengan adanya pembusukan oleh jasad renik). Sehingga buah salak tidak dapat disimpan lama dalam keadaan segar, maka diperlukan penanganan pascapanen.

Gudang pengumpulan berfungsi sebagai tempat penerima buah salak yang berasal dari petani atau kebun. Dalam gudang pengumpulan ini dilakukan: sortasi, grading dan pengemasan.

Sortasi/pemilihan bertujuan untuk memilih buah yang baik, tidak cacat, dan layak ekspor. uga bertujuan untuk membersihkan buah-buah dari berbagai bahan yang tidak berguna seperti tangkai, ranting dan kotoran. Bahan-bahan tersebut dipotong dengan pisau, sabit, gunting pangkas tajam tidak berkarat sehinga tidak menimbulkan kerusakan pada buah.

Grading/penggolongan bertujuan untuk:

mendapat hasil buah yang seragam (ukuran dan kualitas)mempermudah penyusunan dalam wadah/peti/alat kemasmendapatkan harga yang lebih tinggi d).merangsang minat untuk membeli e).agar perhitungannya lebih mudahuntuk menaksir pendapatan sementara.Penggolongan ini dapat berdasarkan pada : berat, besar, bentuk, rupa, warna, corak, bebas dari penyakit dan ada tidaknya cacat/luka. Semua itu dimasukkan kedalam kelas dan golongan sendiri-sendiri:

Salak mutu AA (betul-betul super, kekuningan, 1 kg= 12 buah)Salak mutu AB (tidak terlalu besar, tidak terlalu kecil, dan sehat)Salak mutu C (untuk manisan, 1 kg = 25 – 30 buah)Salak mutu BS (busuk atau 1/2 pecah), tidak dijual.Tujuan pengemasan adalah untuk melindungi buah salak dari kerusakan, mempermudah dalam penyusunan, baik dalam pengangkutan maupun dalam gudang penyimpanan dan untuk mempermudah perhitungan. Ada pengemasan untuk buah segar dan untuk manisan salak.

Pengemasan untuk buah segar:

harus kuat, agar buah salak terlindung tekanan dari luar c).dapat diangkut dengan mudahukuran pengemas harus disesuaikan dengan jumlah buah.Pengemasan untuk manisan salak:

dikemas dalam kaleng yang ditutup rapat yang telah dipastursasi sehingga semua mikroba seperti jamur, ragi, bakteri dan enzim dapat mati dan tidak akan menimbulkan proses pembusukan. Untuk manisan yang dikeringkan, umumnya dikemas dalam plastik.

Pengangkutan merupakan mata rantai penting dalam penanganan, penyimpanan dan distribusi buah-buahan.

Syarat-syarat pengangkutan untuk buah-buahan:

Pengangkutan harus dilakukan dengan cepat dan tepat.Pengemasan dan kondisi pengangkutan yang tepat untuk menjamin terjaganya mutu yang tinggi.Harapan adanya keuntungan yang cukup dengan menggunakan fasilitas pengangkutan yang memadai.panen dan pascapanen pada pembibitan salak (2), cara menanam salak (2), cara menanam salak an pemanenan (2), pembudidayaan buah salak (2), musim salak bilan (2), penanganan pasca panen buah SALAK (2), pascapanen tanaman salak (1), Pemanenan salak (1), penanganan buah salak pasca panen (1), penanganan sebelum panen buah salak (1), penyimpanan dodol Salak setelah dikemas (1), proses panen salak (1), respirasi buah salak setelah dipetik (1), Sortasi Dan Penggolongan buah salak (1), tanda panen buah sirsak (1), tumbuhan salak (1), pasca panen salak (1), pasca panen pada tanaman buah-buahan (1), cara bertanam yang baik pada bulan september dan oktober (1), cara menanam pohon salak (1), cara panen buah salak (1), ciri - ciri pohon salak (1), Ciri ciri tumbuhan salak (1), ciri pohon salak (1), kerusakan pada buah salak pasca panen (1), masa panen pohon salak (1), Masa panen Tumbuhan Salak (1), panen buah salak (1), panen dan pascapanen khususnya pembibitan salak (1), Artikel manfaat buah salak (1), umur panen buah salak (1)

Artikel Terkait:

PEMANENAN DAN PASCAPANEN BUDIDAYA JAMBU METEPEMANENAN DAN PASCAPANEN BUDIDAYA SAWOSYARAT PERTUMBUHAN BUDIDAYA TANAMAN SALAKPemanenan Dan Pascapanen Budidaya ApelPEMELIHARAAN TANAMAN BUDIDAYA TANAMAN SALAK

View the original article here

PENGOLAHAN LAHAN DAN TEKNIK PENANAMAN BUDIDAYA SALAK

Tanaman salak merupakan salah satu tanaman buah yang disukai dan mempunyai prospek baik untuk di kembangkan sebagai sebuah peluang usaha. Selain pemilihan bibit yang berkualitas setiap tahapan dalam budi daya salak memiliki peran yang sama pentingnya dalam menunjang keberhasilan budi daya salak tersebut. Oleh karena hal tersebut berikut akan kita bahas mengenai tahapan setelah penyiapan bibit salak yakni teknik penanaman dan pemeliharaan tanaman dalam budi daya salak.

Pengolahan dalam budi daya salak meliputi tahapan persiapan serta pembukaan lahan, secara terperinci berikut akan kita bahas lebih lanjut :

Persiapan

Penetapan areal untuk perkebunan salak harus memperhatikan faktor kemudahan transportasi dan sumber air.

Pembukaan Lahan

Membongkar tanaman yang tidak diperlukan dan mematikan alang-alang serta menghilangkan rumput-rumput liar dan perdu dari areal tanam.Membajak tanah untuk menghilangkan bongkahan tanah yang terlalu besar.Tahapan penanaman salak meliputi tahapan pembuatan lubang tanam , cara penanaman secara rinci adalah :

Pembuatan Lubang Tanam

Lubang tanam dibuat dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm dengan jarak tanam 1 x 4 m; 2 x 2 m atau 1,5 x 2,5 m. Ukuran lubang dapat juga dibuat 50 x 50 x 40 cm, dengan jarak antar 2 x 4 m atau 3 x 4 m. Setiap lubang diberi pupuk kandang yang telah jadi sebanyak 10 kg.

Cara Penanaman

Biji ditanam langsung dalam lubang sebanyak 3- 4 biji per lubang. Sebulan kemudian biji mulai tumbuh

Lain-lain Hal

Untuk menghindari sinar matahari penuh, tanaman salak ditanam di bawah tanaman peneduh seperti tanaman kelapa, durian, Lamtoro dan sebagainya. Apabila lahan masih belum ada tanaman peneduh, dapat ditanam tanaman peneduh sementara seperti tanaman pisang. Jarak tanam pohon peneduh disesuaikan menurut ukuran luas tajuk misalnya kelapa ditanam dengan jarak 10 x 10 m, durian 12 x 12 m dan lamtoro 12 x 12 m.

BUDIDAYA SALAK (11), pengolahan lahan (8), penanaman salak (3), persiapan dan pengolahan lahan kopi secara umum (2), cara penanaman salak (2), cara budidaya tanaman peneduh (2), teknis budidaya salak (2), pengelolaan lahan untuk tanaman budidaya (1), Teknik Penyiapan Pembibitan (1), pengolahan lahan tanam (1), pentingnya persiapan dan pembukaan lahan (1), teknik pengolahan lahan pembibitan (1), persiapan lahan budidaya ikan mas (1), persiapan lahan dan penanaman (1), teknik budidaya pengolahan (1), tanaman peneduh (1), persiapan lahan tanam (1), sistem penanaman lahan (1), penanaman dan pemeliharaan tanaman pisang (1), penamanan salak (1), artikel cara menanam salak (1), budi daya salak (1), budidaya tanaman peneduh secara pembibitan (1), cara budi daya salak (1), cara budidaya salak (1), cara budidaya tanaman lamtoro (1), cara pengolahan lubang tanam (1), cara persiapan lahan dan penanaman (1), ilmu budidaya dalam menunjang usaha (1), kriteria pemilihan bibit salak (1), lahAN TANAM ADALAH (1), pembudidayaan tanaman peneduh (1), pemeriharaan lahan (1), artikel budidaya tanaman peneduh (1)

Artikel Terkait:

PENGOLAHAN MEDIA TANAMAM DAN TEKNIK PENANAMAN DALAM BUDIDAYA MANGGISMEDIA TANAM DAN TEKNIK PENANAMAN DALAM BUDIDAYA SAWOSYARAT PERTUMBUHAN BUDIDAYA TANAMAN SALAKTEKNIK PEMBIBITAN DALAM BUDIDAYA TANAMAN SALAKTEKNIK PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN TANAMAN DALAM BUDIDAYA RAMBUTAN

View the original article here

PRODUSEN DAN PERKEMBANGAN PRODUKSI KOPI (SERIAL BUDIDAYA KOPI)

KOPI Profil Pemain Utama ; PT Santos Jaya Abadi dengan merek andalan utamanya Kapal Api merupakan market leader di pasar KOPI bubuk di pasar domestik dewasa ini, dimana masih sulit ditandingi oleh produsen atau merek KOPI bubuk lainnya yang tentunya bersaing dengan ketat di pasaran. Kekokohan dari merek Kapal Api ini mengacu kepada hasil riset MARS Indonesia di “Indonesia Consumer Profile (ICP)” yang dilakukan secara rutin setiap tahun.

Adapun pada tahun 2007, pangsa pasar Kapal Api mencapai hampir setengah dari total pasar KOPI bubuk bermerek di dalam negeri (44,3%), sedikit lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya (2006) yang sebesar 44,0%. Pada tahun 2008, pangsa pasar ini sedikit naik menjadi 47,2%, tetapi kemudian pada tahun 2009 kembali turun menjadi 43,6%. Atau dengan kata lain, dalam empat tahun terakhir pangsa pasar merek Kapal Api sebesar 45% per tahun. Atau dua setengah kali lipat lebih tinggi dibandingkan pangsa pasar merek kedua terbesar yakni merek ABC (dalam tahun 2009 sebesar 18.9%).

Jadi, dengan dua merek ini saja, PT Santos Jaya Abadi betul-betul mendominasi pasar bubuk bermerek di dalam negeri, yakni mencapai 62.5%. Belum lagi merek-merek lainnya yang juga sudah dikenal baik di pasaran seperti Ya dan Good Day.

Untuk menjadi perusahaan yang besar seperti saat ini, PT Santos Jaya bukanlah tanpa tantangan dalam perjalanan bisnis yang diawali dengan skala industri rumah tangga sederhana. Awalnya perusahaan ini didirikan di Surabaya pada tahun 1927 oleh Go Soe Loet, seorang perantau dari Cina daratan. Berbeda dengan pengusaha KOPI bubuk lainnya, ia menaruh perhatian yang fokus pada mutu aroma dan rasa dari produk KOPInya, dikombinasi dengan harga yang terjaga dan terjangkau oleh masyarakat luas. Ternyata apa yang dilakukannya ini terbukti menjadi senjata pamungkas keberhasilannya membesarkan usahanya. Dengan kiat yang tepat tersebut, perusahaaan pun tumbuh dengan cepat dan dalam rentang waktu yang tidak terlalu lama, perusahaan mulai memproduksi KOPI dengan merek “Kapal Api”.

Hingga tahun 1970, kemampuan produksi usaha keluarga ini masih hitungan ratusan kilogram saja per hari dan kemasannya pun masih dari kertas. Baru setelah tahun 1970, berkenaan dengan aktifnya generasi kedua keluarga ini dalam mengelola perusahaan, perubahan drastis pun terjadi baik dari sisi modernisasi mesin produksi, pengembangan manajemen, meningkatkan keterampilan tenaga kerja maupun dalam hal perluasan jaringan distribusi hingga ke seluruh Jawa Timur.

Keberanian manajemen memasang iklan di TVRI pada akhir 1970-an juga menjadi pemicu kesuksesan pemasaran produknya hingga dikenal secara nasional, tidak hanya di Jawa Timur saja. Bisa dikatakan, perusahaan ini menjadi pelopor iklan produk KOPI di layar kaca. Penjualan pun langsung meningkat berlipat ganda.

Secara yuridis perusahaan ini didirikan pada 18 Mei 1979 dengan nama PT Santos Jaya Coffee Company. Satu tahun kemudian, nama perusahaan diubah lagi menjadi PT Santos Jaya Abadi. Nama ini bertahan hingga saat ini.

Perusahaan pun terus berkembang, dan pada tahun 1980 manajemen membangun pabrik yang sekarang berada di Sepanjang, Sidoarjo, Jawa timur. Pada tahap ini, merk Kapal Api telah menjadi penyangga utama perusahaan yang tersebar rata di seluruh Indonesia sekaligus menjadi pemimpin pasar dengan rangkaian produk lengkapnya.

Setelah beberapa kali melakukan perluasan usaha, terakhir perusahaan ini melakukan pemasangan mesin baru buatan Jerman, sehingga kapasitas produksinya meningkat tajam dari 5 ton per jam menjadi 15 ton per jam. Artinya, jika perusahaan bekerja 300 hari per tahun dan dua shift per hari (@ 8 jam), maka utilitas produksi pertahunnya mampu mencapai 72.000 ton per tahun. Suatu kapasitas yang amat besar jika dibandingkan dengan konsumsi KOPI bubuk per tahun di dalam negeri saat ini yang berada pada sekitar 130.000 ton per tahun (atau sekitar 55% dari total konsumsi).

Melanjutkan sukses merk Kapal Api dan demi kepuasan pelanggan, PT Santos Jaya Abadi memperkenalkan beberapa merk KOPI lain yang juga berhasil meraih sukses di pasaran, yaitu Excelso, ABC, Good Day, Ya dan Kapten. Tampaknya merek Kapten khusus disegmentasikan ke daerah luar Jawa.

Tentunya, manajemen perusahaan ini bukan tidak ada kegagalan dalam membangun usaha perKOPIan bubuk ini. Merek DANGDUT yang pernah diluncurkan ke pasar, pada akhirnya dihentikan produksinya. Demikian pula, KOPI celup merek SANTOS yang diluncurkan ke pasar sejak 1993 juga saat ini telah dihentikan produksinya.

Hingga kini, PT Santos Jaya Abadi dengan rangkaian produknya telah menjadi bagian dari keseharian dan bahkan berlangsung dari generasi ke generasi. Hal ini tidak terlepas dari buah manajemen yang prima, dedikasi menyeluruh dari seluruh staff dan tentu saja layanan serta kualitas tinggi dari produk. Berikut ini disajikan profil produk dari PT Santos Jaya Abadi.

Artikel Terkait:

PRODUSEN DAN PERKEMBANGAN PRODUK KOPI (SERIAL BUDIDAYA KOPI) BAG 2KARAKTERISTIK USAHA INDUSTRI KOPI DI INDONESIA (SERIAL BUDIDAYA KOPI)KUNCI SUKSES USAHA / INDUSTRI KOPI (SERIAL BUDIDAYA KOPI)PERKEMBANGAN PRODUKSI KOPI DI INDONESIAPETA PRODUSEN KOPI DI INDONESIA (SERIAL BUDIDAYA KOPI)

View the original article here

Senin, 03 Oktober 2011

PRODUSEN DAN PERKEMBANGAN PRODUK KOPI (SERIAL BUDIDAYA KOPI) BAG 2

KOPI PT Torabika Eka Semesta (PT TES). Meskipun dari segi penguasaan pasar kopi bubuk, perusahaan ini dengan merek andalannya Torabika amat jauh kalah bersaing dibandingkan dengan PT Santos Jaya Abadi, namun kehadiran perusahaan ini masih layak tetap diperhitungkan sebagai pemain utama bisnis kopi bubuk di Indonesia. Penguasaan pasar merek Torabika ini kurang dari 10% saja. Itupun, pada 2008 lalu sempat anjlok cukup signifikan menjadi 4.9% saja, lebih rendah dibandingkan tahun 2006 yang sebesar 8,7% atau pada 2007 yang sebesar 7,4%. Namun, pada 2009 lalu kembali naik lagi menjadi 7,5%.

Perusahaan yang didirikan pada tahun 1989 dengan fasilitas Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) ini, baru dapat berproduksi secara komersial pada tahun 1990. Kemudian perusahaan ini bergabung dalam group usaha PT Mayora Indah pada 1994.

Selain kopi bubuk yang diproduksi di pabriknya di Jakarta Barat dengan kapasitas 1.200 ton per tahun, perusahaan ini juga memproduksi kopi instan di pabriknya di Tangerang, Banten dengan kapasitas 3.600 ton per tahun.

Dalam memasarkan produknya perusahaan ini menggunakan merek dagang TORABIKA. Belakangan, produksi kopi instannya diberikan nama KOPIKO yang lebih diarahkan untuk ekspor, walaupun juga dipasarkan di dalam negeri. Berbagai varian produk pun diluncurkan dan merupakan produk instant mix, yakni merek Torabika moka diluncurkan pada 2007 dan Torabika OKE pada 2008. Ada lagi merek lainnya bernama Torabika Duo.

Dalam mengatasi persaingan, perusahaan ini cukup aktif melakukan iklan dan promosi-promosi lainnya. Namun, dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa iklan yang dilakukan perusahaan ini kurang efektif mempengaruhi secara positif terhadap sikap konsumen dan perilaku pembelian. Justru promosi penjualan secara below the line lebih efektif dalam memberikan pengaruh positip terhadap perilaku pembelian. Padahal, mustinya pengaruh iklan inilah yang jauh lebih diandalkan dari pada promosi penjualan saja. Tidak mengagetkan, jika perusahaan ini agak kepayahan mengatasi persaingan yang ketat dengan PT Santos Jaya Abadi dan produsen-produsen kopi lainnya, dimana dalam persaingan tersebut muncul peristiwa yang dapat memperburuk citra Torabika, yakni ada kupon bertuliskan “Anda mendapat hadiah Mobil Innova” di dalam sachet kopi.

Selain dipasarkan ke dalam negeri, kurang lebih seperlima dari produksi perusahaan ini dipasarkan ke luar negeri sejak 1993, dengan Negara tujuan antara lain Arab Saudi, Singapura dan Thailand.

Berikutnya yang tergolong pemain utama lainnya di percaturan bisnis kopi bubuk adalah PT Ayam Merak. perusahaan ini dengan merek andalannya AYAM MERAK mampu mencapai pangsa pasar kopi bermerek hingga 1,0% saja. Dalam survey yang sama pada 2009, pangsa pasar ini naik menjadi 1,5%.

Perusahaan yang didirikan pada tahun 1979 ini sebelumnya bernama Pabrik Kopi Banteng yang didirikan pada 1965. Seiring dengan perkembangan pasar kopi bubuk di dalam negeri, perusahaan ini meningkatkan penggunaan mesin mutakhir untuk memelihara kualitas produk yang dihasilkan dan juga melakukan pengembangan produk berupa penganekaragaman merek, kemasan dan ukuran.

Kini, produk dari perusahaan ini tidak saja dikenal dengan merek Ayam Merak saja tetapi sudah diluncurkan berbagai merek lainnya, yaitu BEGADANG, DUO AYAM, ]AGO BANGKOK, ]AGO SATU, CUNG dan ISTANA. Bahkan sebelumnya sempat diluncurkan merek MUNDIAL, tetapi kemudian dihentikan produksinya. Kemudian, kemasan yang awalnya hanya kaleng, tetapi sekarang sudah bervariasi, ada yang dalam bentuk kantong/polibag dengan berbagai ukuran. Dari sisi produk, juga sudah berkembang ke arah kopi mix dengan berbagai varian seperti plus gula, susu, moka dan lain-lain.

Artikel Terkait:

PRODUSEN DAN PERKEMBANGAN PRODUKSI KOPI (SERIAL BUDIDAYA KOPI)KARAKTERISTIK USAHA INDUSTRI KOPI DI INDONESIA (SERIAL BUDIDAYA KOPI)PETA PRODUSEN KOPI DI INDONESIA (SERIAL BUDIDAYA KOPI)KUNCI SUKSES USAHA / INDUSTRI KOPI (SERIAL BUDIDAYA KOPI)PERKEMBANGAN INDUSTRI KOPI DI INDONESIA (SERIAL BUDIDAYA KOPI)

View the original article here

KARAKTERISTIK USAHA INDUSTRI KOPI DI INDONESIA (SERIAL BUDIDAYA KOPI)

KOPI Karakteristik Usaha Industri /Peta Industri : Struktur industri KOPI di dalam negeri secara garis besar dapat digolongkan ke dalam 3 kelompok, yaitu: Industri KOPI Olahan Skala Kecil (Home Industry), Industri KOPI Olahan Kelas Menengah, Industri KOPI Olahan Kelas Besar.

Industri yang tergolong dalam kelompok ini adalah industri yang bersifat rumah tangga (home industry) dimana tenaga kerjanya adalah anggota keluarga dengan melibatkan satu atau beberapa karyawan. Produk dipasarkan di warung atau pasar terdekat /di sekitar pabrik dengan menggunakan merek (private brand) atau tanpa merek. Industri yang tergolong pada kelompok ini pada umumnya tidak terdaftar di Dinas Perindustrian maupun di Dinas BPOM. Industri pada kelompok ini menyebar pada daerah sentra produksi KOPI.

Industri KOPI yang tergolong pada kelompok ini merupakan industri pengolahan KOPI yang menghasilkan KOPI bubuk atau produk KOPI olahan lainnya seperti minuman KOPI yang produknya dipasarkan di wilayah kecamatan atau kabupaten tempat parbik KOPI tersebut berdomisili. Produk umumnya dikemas dalam kemasan yang sederhana dan telah memperoleh ijin dari Dinas Perindustrian setempat sebagai produk rumah tangga. Pabrik KOPI olahan kelas menengah ini banyak dijumpai di sentra produksi KOPI seperti di Lampung, Bengkulu, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, dan Jawa Timur.

Industri KOPI kelompok ini merupakan industri pengolahan KOPI yang menghasilkan KOPI bubuk, KOPI instan atau KOPI mix, dimana hasil produksinya dipasarkan tidak hanya terbatas di wilayah pabrik tersebut berdomisili, tetapi juga dipasarkan ke berbagai daerah di dalam negeri, dan bahkan diekspor. Produk dikemas dalam kemasan yang menarik, dan telah mendapatkan nomor Merek Dagang dan atau label lainnya. Beberapa perusahaan yang tergolong kelompok industri ini, dan merajai perKOPIan di Indonesia dewasa ini adalah PT Santos Jaya Abadi, PT Torabika Semesta, PT Nestle Indonesia

Artikel Terkait:

KUNCI SUKSES USAHA / INDUSTRI KOPI (SERIAL BUDIDAYA KOPI)PRODUSEN DAN PERKEMBANGAN PRODUK KOPI (SERIAL BUDIDAYA KOPI) BAG 2PERKEMBANGAN INDUSTRI KOPI DI INDONESIA (SERIAL BUDIDAYA KOPI)PETA PRODUSEN KOPI DI INDONESIA (SERIAL BUDIDAYA KOPI)PRODUSEN DAN PERKEMBANGAN PRODUKSI KOPI (SERIAL BUDIDAYA KOPI)

View the original article here

Minggu, 02 Oktober 2011

SEKILAS TENTANG PELUANG USAHA BUDIDAYA KOPI DI INDONESIA

KOPI Populasi penduduk Indonesia yang pada tahun 2005 sebanyak 220 juta, dan kemudian diperkirakan sudah meningkat menjadi 231 juta pada 2009 merupakan potensi pasar yang sangat menjanjikan untuk pemasaran produk-produk makanan dan minuman, termasuk minuman KOPI. Apalagi, minuman ini bukan lagi jenis minuman yang asing bagi masyarakat Indonesia, karena sudah dikenal sejak abad ke-17 dengan dibudidayakannya tanaman KOPI ini oleh pemerintah Hindia Belanda (VOC) sebagai salah satu andalan komoditas ekspor pada waktu itu. Berbeda misalnya dengan minuman cokelat, minuman KOPI telah membudaya penggunaannya oleh masyarakat di seantero nusantara, baik di perdesaan maupun di perkotaan. Bahkan pada kalangan tertentu yang sudah menjadi penggemar KOPI, berlaku motto, “tak ada hari tanpa minum KOPI”.

Jika diperhitungkan terhadap total penduduk Indonesia pada 2008 yang mencapai 227,8 juta jiwa, dan penggunaan KOPI bubuk dan instan pada tahun yang sama sebanyak 138.383 ton, artinya konsumsi KOPI per kapita Indonesia masih sebesar 0,6 kg per kapita per tahun. Angka konsumsi ini masih jauh rendah dibandingkan Negara-negara Eropa seperti Finlandia (12,0 kg), Norwegia (9,9 kg), Belanda (8,4 kg), Denmark (8,7 kg), Swedia (8,2 kg), Swiss (7,9 kg) dan lain-lain. Dengan Negara-negara tetangga seperti Filipina dan Malaysia pun kita masih lebih rendah. Konsumsi Filipina 0,7 kg per kapita dan Malaysia 0,9 kg per kapita. Artinya, dari segi potensi pasar, Indonesia masih memiliki peluang untuk meningkatkan pasar KOPI di dalam negeri.

Yang tidak kalah menarik pula adalah dimana dalam beberapa tahun terakhir makin marak berkembangnya café coffee sebagai sebuah tren di kota-kota besar, dan bahkan juga penjual KOPI minuman asongan yang berjamur kehadirannya di berbagai sudut kota. Tak pelak lagi, fenomena ini mendorong peningkatan konsumsi KOPI, khususnya di kalangan anak muda dan masyarakat bawah.

Yang tidak kalah menarik lainnya adalah fenomena dinamika pasar KOPI minuman itu sendiri, baik KOPI bubuk maupun KOPI instan yang terus dinamis. Salah satunya adalah berkembangnya segmen pasar penggemar KOPI mix dengan berbagai varian rasa.

Namun besarnya potensi pasar produk KOPI tersebut tidak serta merta dapat dimanfaatkan begitu saja dalam melakukan penetrasi pasar untuk meningkatkan penjualan, karena berbagai kendala yang terus menghadang, baik dari sisi persaingan terhadap produk yang sama dari serbuan produk impor; maupun saingan dari produk minuman sejenis seperti minuman teh dan berbagai jenis minuman ringan atau bahkan dengan minuman supplemen. Faktanya dari riset ini, beberapa produsen kecil dan menengah pada 2008 lalu tidak mampu melanjutkan aktifitas produksinya, alias bangkrut. Artinya persaingan ketat di antara produsen KOPI, baik KOPI berskala nasional, menengah dan juga berskala kecil tak dapat dielakkan dan ketat. Fenomena dinamika persaingan pasar yang terus menerus bergerak ini mau tidak mau harus selalu diikuti oleh para produsen dan lembaga-lembaga yang terkait dengan bisnis KOPI minuman ini di dalam negeri, seperti lembaga perbankan dan lembaga pembiayaan lainnya.

Artikel Terkait:

KARAKTERISTIK USAHA INDUSTRI KOPI DI INDONESIA (SERIAL BUDIDAYA KOPI)KUNCI SUKSES USAHA / INDUSTRI KOPI (SERIAL BUDIDAYA KOPI)PRODUSEN DAN PERKEMBANGAN PRODUK KOPI (SERIAL BUDIDAYA KOPI) BAG 2PRODUSEN DAN PERKEMBANGAN PRODUKSI KOPI (SERIAL BUDIDAYA KOPI)PERKEMBANGAN INDUSTRI KOPI DI INDONESIA (SERIAL BUDIDAYA KOPI)

View the original article here

SYARAT PERTUMBUHAN BUDIDAYA TEMULAWAK

Secara umum, temulawak ditanam secara konvensional dalam skala kecil tanpa memanfaatkan teknik budi daya yang Standard, karena itu sulit menentukan di mana sentra penanaman temulawak di Indonesia. Hampir di setiap daerah pedesaan terutama di dataran sedang dan tinggi, dapat ditemukan temulawak terutama di lahan yang teduh. Meskipun jenis tanaman ini mudah tumbuh dan tidak memerlukan teknik perbanyakan yang sulit, untuk skala budi daya diperlukan kondisi lingkungan yang mendukung pertumbuhan tanaman temulawak. Adapun syarat pertumbuhan untuk budi daya tanaman temulawak harus memenuhi kondisi sebagai berikut :

IKLIM YANG COCOK UNTUK BUDIDAYA TEMULAWAK

Secara alami temulawak tumbuh dengan baik di lahan-lahan yang teduh dan terlindung dari teriknya sinar matahari. Di habitat alami rumpun tanaman ini tumbuh subur di bawah naungan pohon bambu atau jati. Namun demikian temulawak juga dapat dengan mudah ditemukan di tempat yang terik seperti tanah tegalan. Secara umum tanaman ini memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap berbagai cuaca di daerah beriklim tropis.Suhu udara yang baik untuk budi daya tanaman ini antara 19-30 CTanaman ini memerlukan curah hujan tahunan antara 1.000-4.000 mm/tahun.MEDIA TANAM BUDIDAYA TEMULAWAK

Perakaran temulawak dapat beradaptasi dengan baik pada berbagai jenis tanah baik tanah berkapur, berpasir, agak berpasir maupun tanah-tanah berat yang berliat. Namun demikian untuk memproduksi rimpang yang optimal diperlukan tanah yang subur, gembur dan berdrainase baik. Dengan demikian pemupukan anorganik dan organik diperlukan untuk memberi unsur hara yang cukup dan menjaga struktur tanah agar tetap gembur. Tanah yang mengandung bahan organik diperlukan untuk menjaga agar tanah tidak mudah tergenang air.

KETINGGIAN TEMPAT YANG SESUAI UNTUK BUDIDAYA TEMULAWAK

Temulawak dapat tumbuh pada ketinggian tempat 5-1.000 m/dpl dengan ketinggian tempat optimum adalah 750 m/dpl. Kandungan pati tertinggi di dalam rimpang diperoleh pada tanaman yang ditanam pada ketinggian 240 m/dpl. Temulawak yang ditanam di dataran tinggi menghasilkan rimpang yang hanya mengandung sedikit minyak atsiri. Tanaman ini lebih cocok dikembangkan di dataran sedang.

budidaya temulawak (17), SYARAT PERTUMBUHAN BUDIDAYA TEMULAWAK (11), adaptasi temulawak terhadap kondisi lingkungan (1), temulawak adaptasi (1), syarat tumbuh temulawak (1), syarat tumbuh tanaman temulawak (1), syarat pendukung pertumbuhan durian (1), pohon temu lawak (1), pertumbuhan temulawak (1), PERTUMBUHAN BUDIDAYA TEMULAWAK (1), iklim temulawak (1), bertanam temulawak (1), bagaiman daya adaptasi pohon jati terhadap lingkungan (1), USAHA YANG DIPERLUKAN UNTUK MENJAGA TANAH (1)

Artikel Terkait:

SYARAT PERTUMBUHAN BUDIDAYA TANAMAN SALAKPEDOMAN BUDIDAYA TEMULAWAK: PEMBIBITAN DAN PENGOLAHAN MEDIA TANAMTEKNIK PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN TANAMAN DALAM BUDIDAYA TEMULAWAKSYARAT TUMBUHAN BUDIDAYA TANAMAN MELATISYARAT TUMBUH BUDIDAYA TANAMAN SAWO

View the original article here

Sabtu, 01 Oktober 2011

KUNCI SUKSES USAHA / INDUSTRI KOPI (SERIAL BUDIDAYA KOPI)

KOPI KUNCI SUKSES USAHA / INDUSTRI KOPI : KOPI bubuk merupakan produk olahan KOPI yang dominan penggunaannya di dalam negeri dari pada jenis KOPI olahan lainnya. Pengolahan KOPI bubuk ini relatif sederhana sehingga dapat dilakukan pada skala usaha rumah tangga. Karena itu, di pasar cukup banyak ditemukan KOPI tanpa merek yang memiliki pangsa pasar tersendiri dan tetap eksis. Mengapa demikian?

Karena KOPI ini sifat penggunaannya mirip dengan rokok. Ada faktor kecanduan pada rasa dan aroma tertentu. Jadi, defenisi kualitas pada produk KOPI sebetulnya lebih merujuk kepada rasa dan aroma yang sudah melekat pada kebiasaan mengkonsumsi jenis KOPI tertentu. Inilah yang membuat KOPI bubuk tanpa merek akan tetap eksis. Artinya, salah satu faktor kunci di industri KOPI ini agak tetap eksis adalah dalam hal mempertahankan konsistensi rasa dan aroma KOPI original, dan telah diperkenalkan kepada konsumen sejak mereka berumur di atas 15 (lima belas) tahun. Dibarengi dengan pembelajaran kepada konsumen secara terus menerus tentang khasiat minuman ini dalam mempertahankan stamina tetap stabil (tidak menjadi loyo atau ngantuk), dan sebaliknya sekaligus juga pemberitahuan larangan bagi mereka yang terkena penyakit tertentu.

Ke depan, produsen yang eksis adalah produsen yang mampu memperkenalkan KOPI dengan rasa dan aroma yang khas dan menjaga konsistensi kekhasan tersebut. Untuk menjaga konsistensi kekhasan KOPI, produsen mau tidak mau harus bermitra dengan kelompok tani KOPI dan memberikan pembimbingan budidaya yang tepat agar didapatkan kualitas KOPI yang seragam dan baik, sebagaimana selama ini telah dikembangkan oleh PT Toarco Jaya di Sulawesi Selatan dan PT Nestle Indonesia di Lampung Selatan.

Selanjutnya, untuk memperluas wilayah distribusi produk, maka mau tidak mau kunci suksesnya terletak pada keberanian mempromosikan produk, terutama media cetak atau media radio; dan yang lebih canggih lagi adalah melalui layar televisi, sebagaimana telah dilakukan pertama kali oleh KOPI Kapal Api ketika pada awalnya KOPI ini menjangkau daerah Jawa, dan kemudian ke luar Jawa.

Artikel Terkait:

KARAKTERISTIK USAHA INDUSTRI KOPI DI INDONESIA (SERIAL BUDIDAYA KOPI)PRODUSEN DAN PERKEMBANGAN PRODUKSI KOPI (SERIAL BUDIDAYA KOPI)PRODUSEN DAN PERKEMBANGAN PRODUK KOPI (SERIAL BUDIDAYA KOPI) BAG 2PETA PRODUSEN KOPI DI INDONESIA (SERIAL BUDIDAYA KOPI)PERKEMBANGAN INDUSTRI KOPI DI INDONESIA (SERIAL BUDIDAYA KOPI)

View the original article here

PELUANG USAHA BUDIDAYA ALPUKAT / AVOCADO (bagian 1)

Avocado Ramadhan baru saja berakhir sangat menyenangkan jika saat berbuka disajikan minuman sejenis es teler atau pun sop buah, memberikan kesegaran  setelah berpuasa sehari penuh. Namun tau kah anda bahwa di dalam minuman tersebut terdapat buah yang memiliki karakteristik yang berbeda, dengan rasa yang jauh dari manis namun memiliki rasa gurih dan lembut, ya itu adalah buah alpukat. Alpukat (Persea americana) adalah pohon tanaman asli yang berasal dari Meksiko Tengah, buah alpukat sangat dikenal di Indonesia terutama di gunakan sebagai campuran maupun menu utama sajian minuman pelepas dahaga. Alpukat diklasifikasikan dalam keluarga tanaman berbunga Lauraceae seperti pada tanaman dengan kayu manis maupun tanaman kayu kamper. Alpukat tergolong dalam buah (botanikal berry besar dengan benih berbiji tunggal dengan berbentuk buah bulat, memanjang mapun berbentuk telur. Secara ilmiahnya kalisifikasi alpukat sebagai berikut :

Klasifikasi Ilmiah Tanaman Alpukat : Kingdom   :     Plantae, Phylum     :     Angiosperms, Class         :     Magnoliids, Order       :     Laurales, Family      :     Lauraceae, Genus      :     Persea, Species     :     P. americana

Alpukat atau dengan nama lain P. americana berasal di negara bagian Puebla, Meksiko. Tanaman alpukat tertua di meksiko dikenal sebag220px-Avocado_with_cross_section_editai criollo, dengan buah yang kecil dan kulit buah hitam pekat, juga berisi biji buah yang besar. Bukti tertua penggunaan alpukat ditemukan di sebuah gua yang terletak di Coxcatlán, Puebla, Meksiko, yaitu sekitar 10.000 SM. Pohon / Tanaman alpukat juga memiliki sejarah panjang pembudidayaan nya baik yang ada di Amerika Tengah dan Amerika Selatan;. Toples air berbentuk seperti buah alpukat, ditemukan di kota suku pra-Inca yaitu kota Chan Chan. Pembahasan tentang alpukat paling awal ditulis yaitu “alpukat di Eropa” adalah Martín Fernández de Enciso (1470-1528) pada tauhn 1518 atau 1519 dalam bukunya, “Suma de Que Trata Geographia de Todas Las Partidas Del Mundo Y Provincias” yang pertama catatan tertulis dalam bahasa Inggris penggunaan kata ‘alpukat’ itu oleh Hans Sloane dalam indeks 1696 tanaman Jamaika. Tanaman itu diperkenalkan ke Indonesia pada tahun 1750, Brasil pada tahun 1809, kawasan Mediterania timur pada 1908, dan Afrika Selatan dan Australia pada akhir abad 19.

Kata ‘alpukat’ / avocado berasal dari bahasa Spanyol “aguacate”  yang berasal dari kata “ahuácatl Nahuatl”. Alpukat dikenal oleh suku Aztec sebagai ‘buah kesuburan’. Di beberapa negara Amerika Selatan, seperti Argentina, Bolivia, Chili, Peru, dan Uruguay, alpukat dikenal dengan nama “Quechua” . Di negara Meksiko dan Portugis desebut dengan “abacate”. Sering juga selain disebutalpukat atau disebut dengan pir buaya (karena bentuk dan kulit hijau kasar ). Alpukat dikenal sebagai Buah Mentega di beberapa bagian India. Dan Di Cina dikenal sebagai buah pir buaya atau mentega.

Buah Alpukat memiliki nilai ekonomis tinggi, selain sebagai bahan minuman alpukat banyak dipergunakan sebagai bahan campuran produk-produk kosmetik. Alpukat dapat di budidayakan diseluruh dunia baik dengan iklim tropis maupun iklim subtropis, Buah alpukat yang dihasilkan berkulit hijau, bentuk buah seperti buah pir atau pun bulat. Sebagian tanaman buah alpukat dapat melakukan penyerbukan sendiri ataupun dilakukan rekayasa tanaman untuk menghasilkan buah alpukat yang terjaga baik kualitas maupun kuantitasnya. Berikut adalah jumlah produksi negara-negara penghasil alpukat terbesar di dunia.

Kita akan lanjutkan tulisan tentang alpukat pada artikel selanjutnya.

budidaya alpukat (19), peluwang bisnis alpukat (3), pembibitan alpukat (3), budidaya buah alpukat (2), cara budidaya pohon alpukat (2), pembudidayaan apukat (1), alpkatualpukat (1), Pohon&buah pokat (1), produksi alpukat (1), SEJARAH IJIN USAHA GURAMEH (1), klasifikasi tumbuhan APOKAT (1), klasifikasi apukat (1), klasifikasi alpukat (1), klasifikai alpukat (1), kingdom alpukat (1), Budidaya alpuket (1), budidaya alpukat mentega (1), Bertani buah alpuket (1), tanaman avocado (1)

Artikel Terkait:

PELUANG USAHA BUDIDAYA ALPUKAT / AVOCADO (bagian 2)Peluang Usaha Pengembangan Budidaya Jeruk (bagian 1)Peluang Usaha Budidaya Tanaman Secara Hidroponik Murah dan Sederhana (bagian 1)Peluang Usaha Budidaya Kayu Putih (bagian 2)Peluang Usaha Budidaya Durian (bagian 1)

View the original article here

Jumat, 30 September 2011

HAMA, PENYAKIT DAN SERANGAN GULMA DALAM BUDIDAYA TANAMAN SALAK

Jenis hama yang umumnya menyerang tanaman salak antara lain :

Kutu wol /putih (Cerataphis sp.)

Hama ini bersembunyi di sela-sela buah.

Kumbang penggerek tunas (Omotemnus sp.)

Kumbang penggerek batang

Menyerang ujung daun yang masih muda (paling muda), kemudian akan masuk ke dalam batang. Hal ini tidak menyebabkan kematian tanaman, tetapi akan tumbuh anakan yang banyak di dalam batang tersebut.

Pengendalian: dimatikan atau dengan cara meneteskan larutan insektisida (Diazenon) dengan dosis 2 cc per liter pada ujung daun yang terserang atau dengan cara menyemprot. Dalam hal ini diusahakan insektisida dapat masuk ke dalam bekas lubang yang digerek. Memasukkan kawat yang ujungnya lancip ke dalam lubang yang dibuat kumbang hingga mengenai hama.

Babi hutan, tupai, tikus dan luwak

Pengendalian:

untuk memberantas babi hutan, dilaksanakan dengan penembakan khusus, atau memagari kebun salak dengan salak-salak jantan yang rapat. Akan lebih baik lagi kalau memagari kebun salak dengan kawat berduriuntuk memberantas Tikus, digunakan Zink phosphit, klerat dan lain-lainuntuk memberantas Luwak dan Tupai, dapat digunakan umpan buah pisang yang dimasuki Furadan 3 G. Caranya: buah pisang dibelah, kurang lebih 0,5 gram Furadan dimasukkan ke dalamnya, kemudian buah pisang tersebut dijahit dan dijadikan umpan.Penyakit yang sering ditemui menyerang tanaman salak adalah

Sebangsa cendawan putih

Gejala: busuknya buah. Buah yang terserang penyakit ini kualitasnya jadi menurun, karena warna kulit salak jadi tidak menarik.

Pengendalian: mengurangi kelembaban tanah, yaitu mengurangi pohon-pohon pelindung.

Noda hitam

Penyebab: cendawan Pestalotia sp.

Gejala: adanya bercak-bercakhitam pada daun salak.

Busuk merah (pink)

Penyebab: cendawan Corticium salmonicolor.

Gejala: adanya pembusukan pada buah dan batang.

Pengendalian: tanaman yang sakit dan daun yang terserang harus dipotong dan dibakar di tempat tertentu.

Di beberapa tempat di Pulau Jawa, lahan salak dibangun di bekas persawahan. Sehingga otomatis gulma yang merajai kebun adalah gulma-gulma yang biasa terdapat di sawah. Karena lahan sawah yang biasa tergenang air dikeringkan dan di bumbun tanahnya maka gulma yang mampu bertahan adalah gulma berdaun sempit dan tumbuh menjalar yang sedikit sekali terdapat di sawah. Gulma yang berbatang kurus tegak, berdaun panjang yang umumnya di persawahan kurang mampu bertahan. Itulah sebabnya mengapa gulma di lahan bekas persawahan relatif lebih sedikit. Pengendalian secara manual dengan di kored atau dicangkul pun sudah memadai.

Pemberantasan gulma secara kimia di kebun-kebun salak belum lazim dilaksanakan. Untuk lahan yang tidak seberapa luas, para petani masih menggunakan cara manual (mencabuti rumput-rumputan dengan tangan, di kored atau dicangkul). Bila lahan salak cukup luas, serta baru dibuka, gulma yang terdapat tentu banyak sekali dan sulit diberantas hanya dengan cara manual. Untuk situasi seperti ini perlu menggunakan herbisida, sebab biaya tenaga kerja relatif murah dan hasilnya lebih cepat. Reaksi bahan kimia dalam membunuh tanaman liar juga sangat cepat. Herbisida memiliki pengruh negatif, sebab racun yang dikandungnya dapat membahayakan mahluk hidup lain termasuk ternak dan manusia. Herbisida yang akan digunakan perlu sesuai dengan jenis gulma yang akan diberantas. Pilihan yang kurang tepat akan memboroskan biaya.

Gulma dari golongan rumput-rumputan dapat dibasmi dengan herbisida Gramoxone, Gesapas, Basta atau Diuron. Dari golongan teki-tekian dapat diberantas dengan Goal. Alang-alang dapat dibasmi dengan Round-up atau Sun-up. Sedangkan tanaman yang berdaun lebar dapat diatasi dengan Fernimine. Ada juga herbisida yang dapat memberantas beberapa jenis gulma.

GANGGUAN HAMA PADA TANAMAN SALAK (5), hama penyakit salak (4), hama gulma dan penyakit (2), pemberantas gulma organik (2), gulma (2), pengendalian tupai (2), penyakit penyakit pada salak (2), penyebab gulma (1), jenis penyakit pada tumbuhan (1), keripik gulma (1), lukisan dari kulit salak (1), tip menberantas hama tupai (1), mengendalika cendawan pada tanaman hutan (1), tanaman lain di kebun salak (1), pemberantas hama gulma dan penyakit tanaman (1), pengendalian penyakit pada tanaman salak (1), serangan hama penyakit dan gulma (1), reaksi kimia penyakit pada tanaman (1), racun membunuh tanaman alang-alang dan gulama (1), perkembangbiakan tanaman berdaun lebar (1), penyakit yang sering menyerang tanaman pisang (1), umpan untuk tupai (1), hama penyakit dan gulma pada tumbuhan (1), apa itu hama tanaman penyakit tanaman apa itu gulma (1), artikel penyebab pembusukan pada buah pisang (1), banyaknya hama yang menyerang tanaman budidaya (1), bercak daun salak (1), bertanam salak home industri (1), budidaya pohon buah (1), Cara menyemprot gulma (1), gangguan hama pada gulma (1), gejala gangguan gulma tanaman (1), gejala serangan gulma (1), gulma pada penyakit tanaman pisang (1), gulma pada pisang (1), gulma tanaman (1), Hama Gulma (1), hama gulma dan penyakit tanaman (1), hama pada gulma (1), hama penyakit dan gulma (1), apa bahan kimia untuk mematikan pohon (1)

Artikel Terkait:

Serangan Hama dan Penyakit dalam Usaha Budidaya JagungHAMA DAN PENYAKIT DALAM BUDIDAYA TANAMAN TEMULAWAKTeknik Budidaya Nenas/Nanas : Pengendalian GulmaTEKNIK PEMBIBITAN DALAM BUDIDAYA TANAMAN SALAKJenis Ganguan dan Penyakit dalam Usaha Budidaya Tanaman Kopi

View the original article here

TEKNIK DASAR BUDIDAYA TANAMAN KARET DALAM USAHA BUDIDAYA TANAMAN KARET

karet SYARAT TUMBUH TANAMAN KARET : Tanaman karet umumya memerlukan waktu 5-6 tahun hingga siap untuk dapat disadap. Puncak produksi biasanya tercapai pada umur antara 10-15 tahun. Pada dasarnya, tanaman karet memerlukan persyaratan terhadap kondisi iklim untuk menunjang pertumbuhan dan keadaan tanah sebagai media tumbuhnya.

Iklim

Daerah yang cocok untuk tanaman karet adalah pada zone antara 150LS dan 150LU. Di luar zone tersebut biasanya pertumbuhan tanaman karet agak terhambat sehingga masa awal produksinya juga terlambat.

Umumnya tanaman karet tumbuh optimal pada dataran rendah dengan ketinggian 200 m dari permukaan laut. Ketinggian lebih dari 600 m di atas permukaan laut tidak cocok untuk tumbuh tanaman karet. Korelasi antara ketinggian tempat dan umur sadap dapat dilihat pada tabel berikut.

Korelasi antara ketinggian tempat dan umur sadap tanaman karet

Suhu optimal yang diperlukan tanaman karet berkisar antara 240C sampai dengan 280C. Kelembaban tinggi sangat diperlukan untuk pertumbuhannya dengan lama penyinaran matahari berkisar 5 – 7 jam per hari.

Tanaman karet membutuhkan curah hujan optimal antara 1.500 – 2.000 mm/ tahun dengan toleransi curah hujan 2.500 – 4.000 mm/ tahun dan hari hujan berkisar antara 100 sampai dengan 150 hari hujan/ tahun. Namun, produksi karet akan berkurang apabila sering terjadi hujan pada pagi hari. Selain itu, kecepatan angin yang terlalu kencang pada umumnya kurang baik untuk tanaman karet.

TANAH MEDIA TANAM

Berbagai jenis tanah dapat sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet baik tanah vulkanis muda dan tua, bahkan pada tanah gambut kurang dari 20 cm. Tanah vulkanis mempunyai sifat fisik yang cukup baik terutama struktur, tekstur, sulum, kedalaman air tanah, aerasi dan drainasenya, tetapi sifat kimianya secara umum kurang baik karena kandungan haranya yang rendah. Hasil karet maksimal didapatkan jika ditanam di tanah subur, berpasir, dapat melewatkan air dan tidak berpadas (kedalaman padas yang dapat ditolerir dalah 2-3 meter).

Tanah alluvial biasanya cukup subur, tetapi sifat fisiknya terutama drainase dan aerasenya kurang baik. Reaksi keasaman tanah berkisar antara pH 3,0 – pH 8,0, tetapi tidak sesuai pada pH < 3,0 dan pH > 8,0. Tanah ultisol yang kurang subur juga sebenarnya bisa ditanami karet, namun membutuhkan pemupukan dan pengelolaan yang lebih baik.

Sifat tanah yang cocok untuk tanaman karet pada umumnya antara lain: Sulum tanah sampai 100 cm, tidak terdapat batu-batuan dan lapisan cadas; Aerase dan drainase cukup;

Tekstur tanah remah, poreus dan dapat menahan air;Struktur terdiri dari 35% liat dan 30% pasir;Tanah bergambut tidak lebih dari 20 cm;Kandungan hara NPK cukup dan tidak kekurangan unsur hara mikro; Reaksi keasaman tanah berkisar pada pH 4,5 – pH 6,5;REKOMENDASI JARAK TANAM

Untuk mendapatkan pertumbuhan dan produksi yang optimal, penanam karet perlu pula memperhatikan jarak tanamnya. Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air, Departemen Pertanian (2008), merekomendasikan ukuran lobang tanam pada penanaman karet yaitu 45 x 45 x 30 cm untuk tanah ringan dan

60 x 60 x 40 cm untuk tanah berat. Sedangkan rekomendari jarak tanam, kerapatan tanam dan jumlah populasi bibit karet per hektar lahan terdapat beberapa alternatif seperti disajikan pada tabel berikut.

Alternatif jarak tanam dan populasi bibit karet per hektar

Sumber: Ditjen Pengelolaan Lahan dan Air, Departemen Pertanian (2008).

Artikel Terkait:

Teknik Budidaya Tanaman Karet dalam Usaha Budidaya Tanaman Karet (tahap pembangunan kebun)Teknik Budidaya Tanaman Karet dalam Usaha Budidaya Tanaman Karet (tahap persiapan)KARAKTERISTIK TANAMAN KARET DALAM BUDIDAYA TANAMAN KARETPERSYARATAN TUMBUH TANAMAN KARET DALAM BUDIDAYA TANAMAN KARETKLON UNGGUL TANAMAN KARET DALAM BUDIDAYA TANAMAN KARET

View the original article here

HAMA DAN PENYAKIT DALAM BUDIDAYA TANAMAN TEMULAWAK

Dalam suatu budidaya tanaman dalam hal ini budidaya temulawak, selain pemilihan bibit, teknik penanaman hingga perawatan yang turut menentukan hasil panen, kemampuan mencegah dan menangani gangguan serta serangan hama dan penyakit juga turut mencegah kemungkinan terjadinya gagal panen ataupun kerugian lain. Oleh karen ahal tersebut sebagai bekal dan tambahan informasi, berikut beberapa jenis hama , penyakit dan gangguan lain yang umum dalam budidaya temulawak dan cara pengendaliannya, serta pengendalian gangguan tersebut dengan cara organik yang lebih bersifat ramah lingkungan. Secara detail berikut ulasannya :

Hama pada tanaman temulawak adalah:

Ulat jengkal (Chrysodeixis chalcites Esp.),Ulat tanah (Agrotis ypsilon Hufn.) danLalat rimpang (Mimegrala coerulenfrons Macquart).Pengendalian:

penyemprotan insektisida Kiltop 500 EC atau Dimilin 25 WP dengan konsentrasi 0.1-0.2 %.

Penyebab:

F. oxysporum Schlecht dan Phytium sp. serta bakteri Pseudomonas sp. Berpotensi untuk menyerang perakaran dan rimpang temulawak baik di kebun atau setelah panen.

Gejala:

Fusarium menyebabakan busuk akar rimpang dengan gejala daum menguning, layu, pucuk mengering dan tanaman mati. Akar rimpang menjadi keriput dan berwarna kehitam-hitaman dan bagian tengahnya membusuk. Jamur Phytium menyebabkan daun menguning, pangkal batang dan rimpang busuk, berubah warna menjadi coklat dan akhirnya keseluruhan tanaman menjadi busuk.

Pengendalian:

melakukan pergiliran tanaman yaitu setelah panen tidak menanam tanaman yang berasal dari keluarga Zingiberaceae. Fungisida yang dapat dipakai adalah Dimazeb 80 WP atau Dithane M-45 80 WP dengan konsentrasi 0.1 – 0.2 %.

Penyebab:

Pseudomonas sp.

Gejala:

kelayuan daun bagian bawah yang diawali menguningnya daun, pangkal batang basah dan rimpang yang dipotong mengeluarkan lendir seperti getah.

Pengendalian:

dengan pergiliran tanaman dan penyemprotan Agrimycin 15/1.5 WP atau grept 20 WP dengan konsentrasi 0.1 -0.2%.

Gulma potensial pada pertanaman temu lawak adalah gulma kebun antara lain adalah rumput teki, alang-alang, ageratum, dan gulma berdaun lebar lainnya.

Dalam pertanian organik yang tidak menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya melainkan dengan bahan-bahan yang ramah lingkungan biasanya dilakukan secara terpadu sejak awal pertanaman untuk menghindari serangan hama dan penyakit tersebut yang dikenal dengan PHT (Pengendalian Hama Terpadu) yang komponennya adalah sbb:

Mengusahakan pertumbuhan tanaman yang sehat yaitu memilih bibit unggul yang sehat bebas dari hama dan penyakit serta tahan terhadap serangan hama dari sejak awal pertanamanMemanfaatkan semaksimal mungkin musuh-musuh alamiMenggunakan varietas-varietas unggul yang tahan terhadap serangan hama dan penyakit.Menggunakan pengendalian fisik/mekanik yaitu dengan tenaga manusia.Menggunakan teknik-teknik budidaya yang baik misalnya budidaya tumpang sari dengan pemilihan tanaman yang saling menunjang, serta rotasi tanaman pada setiap masa tanamnya untuk memutuskan siklus penyebaran hama dan penyakit potensial.Penggunaan pestisida, insektisida, herbisida alami yang ramah lingkungan dan tidak menimbulkan residu toksik baik pada bahan tanaman yang dipanen  maupun pada tanah. Di samping itu penggunaan bahan ini hanya dalam keadaan darurat berdasarkan aras kerusakan ekonomi yang diperoleh dari hasil pengamatan.Tembakau (Nicotiana tabacum) yang mengandung nikotin untuk insektisida kontak sebagai fumigan atau racun perut. Aplikasi untuk serangga kecil misalnya Aphids.Piretrum (Chrysanthemum cinerariaefolium) yang mengandung piretrin yang dapat digunakan sebagai insektisida sistemik yang menyerang urat syaraf pusat yang aplikasinya dengan semprotan. Aplikasi pada serangga seperti lalat rumah, nyamuk, kutu, hama gudang, dan lalat buah.Tuba (Derris eliptica dan Derris malaccensis) yang mengandung rotenone untuk insektisida kontak yang diformulasikan dalam bentuk hembusan dan semprotan.Neem tree atau mimba (Azadirachta indica) yang mengandung azadirachtin yang bekerjanya cukup selektif. Aplikasi racun ini terutama pada serangga penghisap seperti wereng dan serangga pengunyah seperti hama penggulung daun (Cnaphalocrocis medinalis). Bahan ini juga efektif untuk menanggulangi serangan virus RSV, GSV dan Tungro.Bengkuang (Pachyrrhizus erosus) yang bijinya mengandung rotenoid yaitu pakhirizida yang dapat digunakan sebagai insektisida dan larvasida.Jeringau (Acorus calamus) yang rimpangnya mengandung komponen utama asaron dan biasanya digunakan untuk racun serangga dan pembasmi cendawan, serta hama gudang Callosobrocus.Bebas dari hama penyakit (9), pengendalian hama dan penyakit pada panen (8), cara membudidayakan tanaman temulawak (3), bebas hama penyakit (3), hama lalat rimpang pada temulawak (3), pembibitan bengkuang (2), menjemput kedatangan tamu dengan meriah (1), Metode pencegahan hasil pannen akibat gangguan hama dan penyakit (1), pemeliharaan tanaman dari hama (1), akar rumput teki untuk pestisida nabati (1), pengendalian hama tanaman dengan menggunakan tanaman lain (1), pestisida nabati (1), tanaman yang bebas hama (1), teknik pengendalian hama terpadu melalui teknik budidaya (1), mengendalikan hama di pembibitan (1), lalat rimpang (1), kerugian pseudomonas sp (1), bebas dari hama penyakit adalah (1), bentuk hama penggulung (1), budidaya tanama temulawak (1), budidaya tumpang (1), Dimazeb 80 WP (1), getah pohon salak (1), gulma alang alang (1), hama dan penyakit bengkuang (1), jenis hama pada tanaman bengkuang (1), varietas tanaman tahan hama penyakit (1)

Artikel Terkait:

HAMA, PENYAKIT DAN SERANGAN GULMA DALAM BUDIDAYA TANAMAN SALAKTEKNIK PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN TANAMAN DALAM BUDIDAYA TEMULAWAKSerangan Hama dan Penyakit dalam Usaha Budidaya JagungPEDOMAN BUDIDAYA TEMULAWAK: PEMBIBITAN DAN PENGOLAHAN MEDIA TANAMSYARAT PERTUMBUHAN BUDIDAYA TEMULAWAK

View the original article here