Tampilkan postingan dengan label PERKEMBANGAN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PERKEMBANGAN. Tampilkan semua postingan

Jumat, 07 Oktober 2011

PERKEMBANGAN INDUSTRI KOPI DI INDONESIA (SERIAL BUDIDAYA KOPI)

KOPI Perkembangan Industri KOPI di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari sejarah tentang pengiriman biji KOPI oleh Gubernur Belanda di Batavia pada tahun 1699 yang kemudian dibudidayakan di Pulau Jawa dan ternyata berhasil. Sejak tahun 1750-an, budidaya KOPI dikembangkan ke luar Jawa seperti Sumatera, Bali, Sulawesi dan Timor. Sayangnya, arah perkebunan KOPI pada masa VOC ini lebih diprioritaskan untuk ekspor, bukan untuk diolah lebih lanjut di dalam negeri. Jadi, industri KOPI praktis tidak berkembang. Baru sejak awal tahun 1920-an, industri KOPI dengan skala rumah tangga mulai muncul, kurang lebih bersamaan dengan diperkenalkannya KOPI robusta pada 1900-an untuk menggantikan KOPI arabika yang hancur karena diserang penyakit yang disebabkan oleh jamur.

Beberapa perusahaan KOPI industri kecil yang muncul pada masa itu dan masih eksis hingga saat ini adalah Kedoeng Ladjoe di Sidoarjo, Jawa Timur (1928), Muntu di Purwokerto, Jawa Tengah, Toko Ujung di Makassar dan Aroma di Bandung (1930). Kemudian UD Basuki yang namanya dahulu KOPI Tigowan di Kendal, Jawa Tengah (1935), UD Putra Mandiri (namanya dahulu Tjeng Guan) dengan merek Cap Singa di Surabaya, KOPI Kapal Api di Surabaya (1927), Nam Hong di Sukabumi Jawa Barat (1942), Segar Harum di Binjai Sumatera Utara (1945), Binri Jamos di Pematang Siantar (1948), dan Sido Mulia di Malang Jawa Timur serta Kemiri Rejo di Magelang Jawa tengah (1949).

Perusahaan-perusahaan KOPI berskala rumah tangga dan skala usaha kecil terus bermunculan hingga decade 1960-an. Tetapi berdirinya perusahaan KOPI skala besar baru dimulai sejak 1965 dengan berdirinya PT Ayam Merak yang ketika itu bernama Pabrik KOPI Banteng. Setelah itu, produsen KOPI berskala besar lainnya terus bermunculan, seperti CV Nefo di Jambi (1966), PT Megah Putra Sejahtera Intisari di Pekan Baru Riau (1969 sebagai Toko Liem), Perusahaan KOPI Sidikalang dan Nusantara di Medan Sumatera Utara.

Adapun produsen-produsen besar yang merajai bisnis perKOPIan di Indonesia saat ini berdiri setelah tahun 1970-an. Dimulai dari PT Inbrasco pada 1972, kemudian disusul oleh PT Santos Jaya Abadi yang sebetulnya kelanjutan dari KOPI Kapal Api yang telah ada sejak 1927 di Surabaya, dan PT Indofood Jaya Raya (1978) yang kemudian berganti nama menjadi PT Nestle Indonesia (2000). Pada periode 1980-an, produsen KOPI yang berdiri adalah PT Sari Incofood Corporation (1984) dan PT Torabika Eka Semesta (1989). Kemudian pada periode 1900-an, perusahaan yang muncul adalah PT Citra Aroma Indah (1991) yang kemudian berganti nama menjadi PT Aneka Coffee Industry (1995).

Rentang waktu yang amat panjang sejarah perKOPIan di Indonesia ini menjadikan jenis minuman ini telah membudaya penggunaannya di seatero nusantara. Bahkan meminum KOPI tidak hanya sebagai kebiasaan, tetapi sudah menjadi sebuah tradisi.

Artikel Terkait:

KARAKTERISTIK USAHA INDUSTRI KOPI DI INDONESIA (SERIAL BUDIDAYA KOPI)PRODUSEN DAN PERKEMBANGAN PRODUK KOPI (SERIAL BUDIDAYA KOPI) BAG 2PETA PRODUSEN KOPI DI INDONESIA (SERIAL BUDIDAYA KOPI)KUNCI SUKSES USAHA / INDUSTRI KOPI (SERIAL BUDIDAYA KOPI)PRODUSEN DAN PERKEMBANGAN PRODUKSI KOPI (SERIAL BUDIDAYA KOPI)

View the original article here

Selasa, 04 Oktober 2011

PRODUSEN DAN PERKEMBANGAN PRODUKSI KOPI (SERIAL BUDIDAYA KOPI)

KOPI Profil Pemain Utama ; PT Santos Jaya Abadi dengan merek andalan utamanya Kapal Api merupakan market leader di pasar KOPI bubuk di pasar domestik dewasa ini, dimana masih sulit ditandingi oleh produsen atau merek KOPI bubuk lainnya yang tentunya bersaing dengan ketat di pasaran. Kekokohan dari merek Kapal Api ini mengacu kepada hasil riset MARS Indonesia di “Indonesia Consumer Profile (ICP)” yang dilakukan secara rutin setiap tahun.

Adapun pada tahun 2007, pangsa pasar Kapal Api mencapai hampir setengah dari total pasar KOPI bubuk bermerek di dalam negeri (44,3%), sedikit lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya (2006) yang sebesar 44,0%. Pada tahun 2008, pangsa pasar ini sedikit naik menjadi 47,2%, tetapi kemudian pada tahun 2009 kembali turun menjadi 43,6%. Atau dengan kata lain, dalam empat tahun terakhir pangsa pasar merek Kapal Api sebesar 45% per tahun. Atau dua setengah kali lipat lebih tinggi dibandingkan pangsa pasar merek kedua terbesar yakni merek ABC (dalam tahun 2009 sebesar 18.9%).

Jadi, dengan dua merek ini saja, PT Santos Jaya Abadi betul-betul mendominasi pasar bubuk bermerek di dalam negeri, yakni mencapai 62.5%. Belum lagi merek-merek lainnya yang juga sudah dikenal baik di pasaran seperti Ya dan Good Day.

Untuk menjadi perusahaan yang besar seperti saat ini, PT Santos Jaya bukanlah tanpa tantangan dalam perjalanan bisnis yang diawali dengan skala industri rumah tangga sederhana. Awalnya perusahaan ini didirikan di Surabaya pada tahun 1927 oleh Go Soe Loet, seorang perantau dari Cina daratan. Berbeda dengan pengusaha KOPI bubuk lainnya, ia menaruh perhatian yang fokus pada mutu aroma dan rasa dari produk KOPInya, dikombinasi dengan harga yang terjaga dan terjangkau oleh masyarakat luas. Ternyata apa yang dilakukannya ini terbukti menjadi senjata pamungkas keberhasilannya membesarkan usahanya. Dengan kiat yang tepat tersebut, perusahaaan pun tumbuh dengan cepat dan dalam rentang waktu yang tidak terlalu lama, perusahaan mulai memproduksi KOPI dengan merek “Kapal Api”.

Hingga tahun 1970, kemampuan produksi usaha keluarga ini masih hitungan ratusan kilogram saja per hari dan kemasannya pun masih dari kertas. Baru setelah tahun 1970, berkenaan dengan aktifnya generasi kedua keluarga ini dalam mengelola perusahaan, perubahan drastis pun terjadi baik dari sisi modernisasi mesin produksi, pengembangan manajemen, meningkatkan keterampilan tenaga kerja maupun dalam hal perluasan jaringan distribusi hingga ke seluruh Jawa Timur.

Keberanian manajemen memasang iklan di TVRI pada akhir 1970-an juga menjadi pemicu kesuksesan pemasaran produknya hingga dikenal secara nasional, tidak hanya di Jawa Timur saja. Bisa dikatakan, perusahaan ini menjadi pelopor iklan produk KOPI di layar kaca. Penjualan pun langsung meningkat berlipat ganda.

Secara yuridis perusahaan ini didirikan pada 18 Mei 1979 dengan nama PT Santos Jaya Coffee Company. Satu tahun kemudian, nama perusahaan diubah lagi menjadi PT Santos Jaya Abadi. Nama ini bertahan hingga saat ini.

Perusahaan pun terus berkembang, dan pada tahun 1980 manajemen membangun pabrik yang sekarang berada di Sepanjang, Sidoarjo, Jawa timur. Pada tahap ini, merk Kapal Api telah menjadi penyangga utama perusahaan yang tersebar rata di seluruh Indonesia sekaligus menjadi pemimpin pasar dengan rangkaian produk lengkapnya.

Setelah beberapa kali melakukan perluasan usaha, terakhir perusahaan ini melakukan pemasangan mesin baru buatan Jerman, sehingga kapasitas produksinya meningkat tajam dari 5 ton per jam menjadi 15 ton per jam. Artinya, jika perusahaan bekerja 300 hari per tahun dan dua shift per hari (@ 8 jam), maka utilitas produksi pertahunnya mampu mencapai 72.000 ton per tahun. Suatu kapasitas yang amat besar jika dibandingkan dengan konsumsi KOPI bubuk per tahun di dalam negeri saat ini yang berada pada sekitar 130.000 ton per tahun (atau sekitar 55% dari total konsumsi).

Melanjutkan sukses merk Kapal Api dan demi kepuasan pelanggan, PT Santos Jaya Abadi memperkenalkan beberapa merk KOPI lain yang juga berhasil meraih sukses di pasaran, yaitu Excelso, ABC, Good Day, Ya dan Kapten. Tampaknya merek Kapten khusus disegmentasikan ke daerah luar Jawa.

Tentunya, manajemen perusahaan ini bukan tidak ada kegagalan dalam membangun usaha perKOPIan bubuk ini. Merek DANGDUT yang pernah diluncurkan ke pasar, pada akhirnya dihentikan produksinya. Demikian pula, KOPI celup merek SANTOS yang diluncurkan ke pasar sejak 1993 juga saat ini telah dihentikan produksinya.

Hingga kini, PT Santos Jaya Abadi dengan rangkaian produknya telah menjadi bagian dari keseharian dan bahkan berlangsung dari generasi ke generasi. Hal ini tidak terlepas dari buah manajemen yang prima, dedikasi menyeluruh dari seluruh staff dan tentu saja layanan serta kualitas tinggi dari produk. Berikut ini disajikan profil produk dari PT Santos Jaya Abadi.

Artikel Terkait:

PRODUSEN DAN PERKEMBANGAN PRODUK KOPI (SERIAL BUDIDAYA KOPI) BAG 2KARAKTERISTIK USAHA INDUSTRI KOPI DI INDONESIA (SERIAL BUDIDAYA KOPI)KUNCI SUKSES USAHA / INDUSTRI KOPI (SERIAL BUDIDAYA KOPI)PERKEMBANGAN PRODUKSI KOPI DI INDONESIAPETA PRODUSEN KOPI DI INDONESIA (SERIAL BUDIDAYA KOPI)

View the original article here

PERKEMBANGAN PRODUKSI KOPI DI INDONESIA

KOPI Indonesia merupakan negara produsen KOPI keempat terbesar di dunia setelah Brazil, Vietnam, dan Colombia. Kemampuan Indonesia sebagai salah satu produsen KOPI terbesar di dunia adalah merupakan kisah panjang sejak jaman Pemerintah Hindia Belanda sejak awal 1900-an. Ketika itu, pemerintah Hindia Belanda menjadikan KOPI sebagai salah satu komoditas andalan ekspor. KOPI dihasilkan oleh perkebunan-perkebunan yang dikelola oleh Pemerintah Hindia Belanda dan hampir seluruh hasilnya diekspor, kecuali KOPI yang tidak laku diekspor. KOPI yang berkualitas rendah ini dijual ke pasar dalam negeri. Sejalan dengan didirikannya perkebunan KOPI pada masa itu, maka menjamur pulalah industri pengolahan KOPI bubuk meski secara mayoritas skala usahanya masih industri menengah kecil. Cikal bakal produsen KOPI terbesar saat ini, seperti merek Kapal Api telah berdiri pada saat itu (1927).

Pertumbuhan produksi KOPI olahan, terutama KOPI bubuk pun terus menanjak. Produksi KOPI bubuk Indonesia pada 2008 telah mencapai 129.659 ton. Dalam lima tahun terakhir (2004-2008), pertumbuhan produksi KOPI ini mencapai rata-rata 5,0 persen per tahun. Sebagaimana akan dibahas di Bab lain dalam Buku Studi ini, dimana hampir seluruhnya produksi KOPI bubuk dalam negeri dikonsumsi di pasaran lokal, artinya pertumbuhan yang relatif mendatar tersebut merupakan cerminan dari pertumbuhan konsumsi KOPI bubuk lokal yang tumbuhnya relatif landai pula.

Belakangan, berbagai diferensiasi KOPI olahan dikembangkan di dalam negeri, tetapi tampaknya hanya ada dua jenis yang mendapat pasar, yakni KOPI instan (tanpa ampas) dan KOPI mix. KOPI instan muncul di pasar dalam negeri seiring dengan berdirinya PT Nestle Indonesia (1993), dan kemudian PT Sari Incofood Corporation (1984). Dalam lima tahun terakhir, produksi KOPI instan ini berkisar pada 10.000an ribu ton per tahun dengan tren pertumbuhan dalam periode 2004-2008 relatif lamban, yakni mencapai 4,3 persen per tahun. Produksi KOPI instan di Indonesia pada 2008 mencapai 10.995 ton, dan produksi 2009 diperkirakan tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya, yakni 11.000 ton.

Secara keseluruhan, jumlah produksi KOPI bubuk dan KOPI instan pada 2008 mencapai 140.654 ton, naik rata-rata 4,8 persen per tahun sejak 2004 atau selama periode lima tahun terakhir. Pada 2009, produksi kedua jenis KOPI ini diperkirakan mencapai 141.000 ton. Perkiraan produksi ini didasarkan pada pengaruh stagnasi pertumbuhan ekonomi 2009 sebagai kelanjutan dampak krisis finansial global pada 2007-2008 sebelumnya.

Pasar perKOPIan di dalam negeri dewasa ini tidak hanya diramaikan oleh KOPI bubuk dan KOPI instan, tetapi juga oleh kehadiran KOPI mix yang makin mendapat tempat di penggemar KOPI dalam negeri. Keunggulan KOPI ini tidak hanya terletak pada disain pengemasannya yang sedemikian rupa sehingga sangat praktis dikonsumsi, karena dikemasan dalam kemasan sachet, tetapi juga kreatifitas para produsen KOPI yang menyajikan dalam berbagai varian, baik ditinjau dari sisi decafeinated atau pun non decafeinated; maupun ditinjau dari beragam campuran rasa. Lonjakan produksi pun tak terhindarkan, bahkan secara kuantitas menyamai atau pernah menyamai jumlah produksi KOPI bubuk itu sendiri, yakni 102.053 ton pada 2005 (Sumber: BPS). Memang, produksi masih terlihat fluktuatif, dan pada tahun 2008 tercatat sebesar 87.505 ton.

Bagaimana pun juga gonjang-ganjing perekonomian dalam lima tahun terakhir karena hantaman berbagai krisis, tak pelak mempengaruhi perkembangan produksi dari KOPI mix ini pula. Sebab, sebagaimana diketahui, bahwa proporsi KOPI dalam KOPI mix ini sebetulnya relatif kecil (antara 5 hingga 13% volume), artinya yang terbesar adalah komponen lainnya seperti susu, gula dan campuran lainnya seperti cokelat, ginseng, creamer, jahe dan lain-lain. Karena umumnya, KOPI mix dikemas dalam bentuk sachet, faktor biaya kemasan juga mempengaruhi produksi dari pada KOPI ini.

Dilihat dari segi produsen, PT Santos Jaya Abadi masih menjadi leader di bisnis perKOPIan di Indonesia, dimana dalam tiga tahun terakhir (2007- 2009) perusahaan ini menguasai antara 44% hingga 45% pangsa pasar KOPI di Indonesia. Sedangkan PT Torabika Eka Semesta tetap menguntit pada urutan kedua dengan pangsa priduksi pada kisaran 17% hingga 22%, diikuti oleh PT Sari Incoffod Corporation pada share produksi antara 13% hingga 14% dan PT Nestle Indonesia pada kisaran share produksi pada 5% hingga 6%.

Dari segi produksi per perusahaan ini pula dapat menggambarkan peta persaingan KOPI di Indonesia, dimana masih dikuasai oleh segelintir perusahaan-perusahaan besar saja. Meskipun sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa total produsen KOPI di Indonesia mencapai lebih dari 400 perusahaan, dimana yang dipastikan masih aktif berproduksi sebanyak 205 perusahaan, tetapi jumlah usaha kecil yang jumlah ratusan tersebut hanya memiliki pangsa dari sisi produksi tidak lebih dari 8% saja. Artinya, dalam peta persaingan ini jelas perusahaan-perusahaan kecil tersebut sulit untuk mampu bersaing secara sehat terhadap segelintir perusahaan besar yang mana sangat agresif dalam periklanan produknya, baik di media televisi, radio maupun media cetak.

Tak heran, pada tahun 2009 yang lalu kerasnya persaingan di bidang bisnis KOPI di Indonesia ini menelan korban sebanyak 110 buah perusahaan rumah tangga, kecil atau menengah yang tidak mampu beroperasi lagi, dimana 69 perusahaan telah berhenti kegiatan operasionalnya dan 17 perusahaan betul-betul berhenti produksi secara permanen, serta tiga perusahaan membatalkan rencana usaha memproduksi KOPI.

Artikel Terkait:

PRODUSEN DAN PERKEMBANGAN PRODUKSI KOPI (SERIAL BUDIDAYA KOPI)Perkembangan Ekspor KOPI BubukPETA PRODUSEN KOPI DI INDONESIA (SERIAL BUDIDAYA KOPI)PRODUSEN DAN PERKEMBANGAN PRODUK KOPI (SERIAL BUDIDAYA KOPI) BAG 2KARAKTERISTIK USAHA INDUSTRI KOPI DI INDONESIA (SERIAL BUDIDAYA KOPI)

View the original article here

Senin, 03 Oktober 2011

PRODUSEN DAN PERKEMBANGAN PRODUK KOPI (SERIAL BUDIDAYA KOPI) BAG 2

KOPI PT Torabika Eka Semesta (PT TES). Meskipun dari segi penguasaan pasar kopi bubuk, perusahaan ini dengan merek andalannya Torabika amat jauh kalah bersaing dibandingkan dengan PT Santos Jaya Abadi, namun kehadiran perusahaan ini masih layak tetap diperhitungkan sebagai pemain utama bisnis kopi bubuk di Indonesia. Penguasaan pasar merek Torabika ini kurang dari 10% saja. Itupun, pada 2008 lalu sempat anjlok cukup signifikan menjadi 4.9% saja, lebih rendah dibandingkan tahun 2006 yang sebesar 8,7% atau pada 2007 yang sebesar 7,4%. Namun, pada 2009 lalu kembali naik lagi menjadi 7,5%.

Perusahaan yang didirikan pada tahun 1989 dengan fasilitas Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) ini, baru dapat berproduksi secara komersial pada tahun 1990. Kemudian perusahaan ini bergabung dalam group usaha PT Mayora Indah pada 1994.

Selain kopi bubuk yang diproduksi di pabriknya di Jakarta Barat dengan kapasitas 1.200 ton per tahun, perusahaan ini juga memproduksi kopi instan di pabriknya di Tangerang, Banten dengan kapasitas 3.600 ton per tahun.

Dalam memasarkan produknya perusahaan ini menggunakan merek dagang TORABIKA. Belakangan, produksi kopi instannya diberikan nama KOPIKO yang lebih diarahkan untuk ekspor, walaupun juga dipasarkan di dalam negeri. Berbagai varian produk pun diluncurkan dan merupakan produk instant mix, yakni merek Torabika moka diluncurkan pada 2007 dan Torabika OKE pada 2008. Ada lagi merek lainnya bernama Torabika Duo.

Dalam mengatasi persaingan, perusahaan ini cukup aktif melakukan iklan dan promosi-promosi lainnya. Namun, dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa iklan yang dilakukan perusahaan ini kurang efektif mempengaruhi secara positif terhadap sikap konsumen dan perilaku pembelian. Justru promosi penjualan secara below the line lebih efektif dalam memberikan pengaruh positip terhadap perilaku pembelian. Padahal, mustinya pengaruh iklan inilah yang jauh lebih diandalkan dari pada promosi penjualan saja. Tidak mengagetkan, jika perusahaan ini agak kepayahan mengatasi persaingan yang ketat dengan PT Santos Jaya Abadi dan produsen-produsen kopi lainnya, dimana dalam persaingan tersebut muncul peristiwa yang dapat memperburuk citra Torabika, yakni ada kupon bertuliskan “Anda mendapat hadiah Mobil Innova” di dalam sachet kopi.

Selain dipasarkan ke dalam negeri, kurang lebih seperlima dari produksi perusahaan ini dipasarkan ke luar negeri sejak 1993, dengan Negara tujuan antara lain Arab Saudi, Singapura dan Thailand.

Berikutnya yang tergolong pemain utama lainnya di percaturan bisnis kopi bubuk adalah PT Ayam Merak. perusahaan ini dengan merek andalannya AYAM MERAK mampu mencapai pangsa pasar kopi bermerek hingga 1,0% saja. Dalam survey yang sama pada 2009, pangsa pasar ini naik menjadi 1,5%.

Perusahaan yang didirikan pada tahun 1979 ini sebelumnya bernama Pabrik Kopi Banteng yang didirikan pada 1965. Seiring dengan perkembangan pasar kopi bubuk di dalam negeri, perusahaan ini meningkatkan penggunaan mesin mutakhir untuk memelihara kualitas produk yang dihasilkan dan juga melakukan pengembangan produk berupa penganekaragaman merek, kemasan dan ukuran.

Kini, produk dari perusahaan ini tidak saja dikenal dengan merek Ayam Merak saja tetapi sudah diluncurkan berbagai merek lainnya, yaitu BEGADANG, DUO AYAM, ]AGO BANGKOK, ]AGO SATU, CUNG dan ISTANA. Bahkan sebelumnya sempat diluncurkan merek MUNDIAL, tetapi kemudian dihentikan produksinya. Kemudian, kemasan yang awalnya hanya kaleng, tetapi sekarang sudah bervariasi, ada yang dalam bentuk kantong/polibag dengan berbagai ukuran. Dari sisi produk, juga sudah berkembang ke arah kopi mix dengan berbagai varian seperti plus gula, susu, moka dan lain-lain.

Artikel Terkait:

PRODUSEN DAN PERKEMBANGAN PRODUKSI KOPI (SERIAL BUDIDAYA KOPI)KARAKTERISTIK USAHA INDUSTRI KOPI DI INDONESIA (SERIAL BUDIDAYA KOPI)PETA PRODUSEN KOPI DI INDONESIA (SERIAL BUDIDAYA KOPI)KUNCI SUKSES USAHA / INDUSTRI KOPI (SERIAL BUDIDAYA KOPI)PERKEMBANGAN INDUSTRI KOPI DI INDONESIA (SERIAL BUDIDAYA KOPI)

View the original article here