Artikel Terkait:
TEHNIK PEMBIBITAN DAN PENGOLAHAN MEDIA TANAM BUDIDAYA RAMBUTANPembibitan dan Media tanam Budidaya Nangka (Pedoman Budidaya Nangka Bag. 1)PENGOLAHAN MEDIA TANAM BUDIDAYA MELONSYARAT PERTUMBUHAN BUDIDAYA TEMULAWAKMEDIA TANAM DAN TEKNIK PENANAMAN DALAM BUDIDAYA SAWO
Tampilkan postingan dengan label TEMULAWAK. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label TEMULAWAK. Tampilkan semua postingan
Jumat, 07 Oktober 2011
PEDOMAN BUDIDAYA TEMULAWAK: PEMBIBITAN DAN PENGOLAHAN MEDIA TANAM
Dalam Budidaya temulawak ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dan tiap-tiap tahapannya berkaitan satu sama lain dan saling mendukung untuk menghasilkan produksi temulawak dengan kualitas dan kuantitas yang maksimal. Sebagai tahap awal adalah penyediaan bibit temulawak dan pengolahan media tanam harus dipersiapakan dengan baik, adapun prosesnya adalah sebagai berikut :Perbanyakan tanaman temulawak dilakukan menggunakan rimpang, baik berupa rimpang induk (rimpang utama) maupun rimpang anakan (rimpang cabang). Keperluan rimpang induk adalah 1.500-2.000 kg/ha dan rimpang cabang sebanyak 500-700 kg/ha.Untuk mendapatkan bibit yang berkualitas, rimpang untuk bibit diambil dari tanaman tua yang sehat berumur 10 -12 bulan.Tanaman induk dibongkar dan bersihkan akar dan tanah yang menempel pada rimpang. Pisahkan rimpang induk dari rimpang anak.Bibit rimpang indukRimpang induk dibelah menjadi empat bagian yang mengandung 2-3 mata tunas dan dijemur selama 3-4 jam selama 4-6 hari berturut-turut. Setelah itu rimpang dapat langsung ditanam.Bibit rimpang anakSimpan rimpang anak yang baru diambil di tempat lembab dan gelap selama 1-2 bulan sampai keluar tunas baru. Penyiapan bibit dapat pula dilakukan dengan menimbun rimpang di dalam tanah pada tempat teduh, meyiraminya dengan air bersih setiap pagi/sore hari sampai keluar tunas. Rimpang yang telah bertunas segera dipotong-potong menjadi potongan yang memiliki 2-3 mata tunas yang siap ditanam.Bibit yang berasal dari rimpang induk lebih baik daripada rimpang anakan. Sebaiknya bibit disiapkan sesaat sebelum tanam agar mutu bibit tidak berkurang akibat penyimpanan.Penyediaan media tanam dalam budidaya temulawak dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :Lokasi penanaman dapat berupa lahan tegalan, perkebunan atau pekarangan. Penyiapan lahan untuk kebun temulawak sebaiknya dilakukan 30 hari sebelum tanam.Lahan dibersihkan dari tanaman-tanaman lain dan gulma yang dapat mengganggu pertumbuhan kunyit. Lahan dicangkul sedalam 30 cm sampai tanah menjadi gembur.Lahan dibuat bedengan selebar 120-200 cm, tinggi 30 cm dan jarak antar bedengan 30-40 cm. Selain dalam bentuk bedengan, lahan dapat juga dibentuk menjadi petakan-petakan agak luas yang dikelilingi parit pemasukkan dan pembuangan air, khususnya jika temulawak akan ditanam di musim hujan.Pemupukan Organik (sebelum tanam)Pupuk kandang matang dimasukkan ke dalam lubang tanam sebanyak 1-2 kg. Keperluan pupuk kandang untuk satu hektar kebun adalah 20-25 ton karena pada satu hektar lahan terdapat 20.000-25.000 tanaman.bibit tanaman temulawak (1), cara pedoman ataau pembuatan temulawak (1), cara pedoman temulawak (1), PEDOMAN PEMBIBITAN (1), pembibitan rimpang (1), pembibitan temulawak (1), penyiapan lahan temulawak (1), perbanyakan gulma dengan rimpang (1)
Label:
BUDIDAYA,
MEDIA,
PEDOMAN,
PEMBIBITAN,
PENGOLAHAN,
TANAM,
TEMULAWAK
Senin, 03 Oktober 2011
MENGGALI KHASIAT TEMULAWAK SEBAGAI SEBUAH PELUANG USAHA
Kemajuan jaman tidak berarti meninggalkan budaya dan tradisi leluhur, sebagai salah satu contoh nyata adalah penggunaan obat dan jamu tradisional. Di samping itu ada kecenderungan masyarakat untuk kembali menggunakan bahan-bahan tradisional untuk pengobatan setelah munculnya berbagai macam gangguan penyakit akibat penggunaan bahan-bahan kimia. Salah satu bahan tradisional yang digunakan adalah Temulawak (Curcuma xanthorrhiza ROXB). Temulawak merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu. Di daerah Jawa Barat temulawak disebut sebagai koneng gede sedangkan di Madura disebut sebagai temu lobak. Kawasan Indo-Malaysia merupakan tempat dari mana temulawak ini menyebar ke seluruh dunia. Saat ini tanaman ini selain di Asia Tenggara dapat ditemui pula di Cina, IndoCina, Bardabos, India, Jepang, Korea, di Amerika Serikat dan Beberapa negara Eropa.Sebagai tambahan informasi berikut klasifikasi Temulawak dalam ilmu botani :Divisi : SpermatophytaSub divisi : AngiospermaeKelas : MonocotyledonaeOrdo : ZingiberalesKeluarga : ZingiberaceaeGenus : QurcumaSpesies : Qurcuma xanthorrhiza ROXB.Tanaman terna berbatang semu dengan tinggi hingga lebih dari 1m tetapi kurang dari 2m, berwarna hijau atau cokelat gelap. Akar rimpang terbentuk dengan sempurna dan bercabang kuat, berwarna hijau gelap. Tiap batang mempunyai daun 2 – 9 helai dengan bentuk bundar memanjang sampai bangun lanset, warna daun hijau atau cokelat keunguan terang sampai gelap, panjang daun 31 – 84cm dan lebar 10 – 18cm, panjang tangkai daun termasuk helaian 43 – 80cm. Perbungaan lateral, tangkai ramping dan sisik berbentuk garis, panjang tangkai 9 – 23cm dan lebar 4 – 6cm, berdaun pelindung banyak yang panjangnya melebihi atau sebanding dengan mahkota bunga. Kelopak bunga berwarna putih berbulu, panjang 8 – 13mm, mahkota bunga berbentuk tabung dengan panjang keseluruhan 4.5cm, helaian bunga berbentuk bundar memanjang berwarna putih dengan ujung yang berwarna merah dadu atau merah, panjang 1.25 – 2cm dan lebar 1cm. Di Indonesia satu-satunya bagian yang dimanfaatkan adalah rimpang temulawak untuk dibuat jamu godog. Rimpang ini mengandung 48-59,64 % zat tepung, 1,6-2,2 % kurkumin dan 1,48-1,63 % minyak asiri dan dipercaya dapat meningkatkan kerja ginjal serta anti inflamasi. Manfaat lain dari rimpang tanaman ini adalah sebagai obat jerawat, meningkatkan nafsu makan, anti kolesterol, anti inflamasi, anemia, anti oksidan, pencegah kanker, dan anti mikroba.Dengan khasiat dan manfaat temulawak yang sudah teruji, maka jenis rimpang satu ini sudah menjadi bahan kebutuhan rutin bagi usaha rumahan maupun berbagai industri besar seperti industri obat-obatan, produk kecantikan dsb. Oleh karena itu budidaya temulawak selalu memiliki tempat tersendiri sebagai sebuah peluang usaha yang berprospek cerah. manfaat temulawak (10), khasiat temulawak (8), manfaat temulawak sebagai obat (3), khasiyat temu lawak (3), temulawak sebagai peluang usaha (2), temulawak sebagai anti radang (1), Temulawak (Curcuma xanthorrhiza antikolesterol (1), temulawak sebagai obat jerawat (1), temulawak (1), prospek temulawak (1), PROSPEK BISNIS temulawak (1), proposal temulawak terhadap nafsu makan (1), manfaat temulawak untuk meningkatkan nafsu makan (1), bertanam temulawak cerah (1), manfaat temu lawak (1), manfaat nanas (1), klasifikasi temulawak (1), khasiat temulawak membunuh jamur (1), khasiat temulawak 2011 (1), kegunaan DAN KHASIAT CURCUMA XANTHORRHIZA (1), industri pengguna temulawak (1), usaha rumahan produk kecantikan (1)
Artikel Terkait:
Mengenal Apel Sebagai Sebuah Peluang UsahaMENGENAL TANAMAN SALAK SEBUAH PELUANG USAHAPELUANG USAHA BUDIDAYA JAHEKomoditi Karet sebagai sumber devisa negara, Peluang Usaha Perkebunan KaretMemulai Bisnis , Sebuah IlustrasiMinggu, 02 Oktober 2011
SYARAT PERTUMBUHAN BUDIDAYA TEMULAWAK
Secara umum, temulawak ditanam secara konvensional dalam skala kecil tanpa memanfaatkan teknik budi daya yang Standard, karena itu sulit menentukan di mana sentra penanaman temulawak di Indonesia. Hampir di setiap daerah pedesaan terutama di dataran sedang dan tinggi, dapat ditemukan temulawak terutama di lahan yang teduh. Meskipun jenis tanaman ini mudah tumbuh dan tidak memerlukan teknik perbanyakan yang sulit, untuk skala budi daya diperlukan kondisi lingkungan yang mendukung pertumbuhan tanaman temulawak. Adapun syarat pertumbuhan untuk budi daya tanaman temulawak harus memenuhi kondisi sebagai berikut :IKLIM YANG COCOK UNTUK BUDIDAYA TEMULAWAKSecara alami temulawak tumbuh dengan baik di lahan-lahan yang teduh dan terlindung dari teriknya sinar matahari. Di habitat alami rumpun tanaman ini tumbuh subur di bawah naungan pohon bambu atau jati. Namun demikian temulawak juga dapat dengan mudah ditemukan di tempat yang terik seperti tanah tegalan. Secara umum tanaman ini memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap berbagai cuaca di daerah beriklim tropis.Suhu udara yang baik untuk budi daya tanaman ini antara 19-30 CTanaman ini memerlukan curah hujan tahunan antara 1.000-4.000 mm/tahun.MEDIA TANAM BUDIDAYA TEMULAWAKPerakaran temulawak dapat beradaptasi dengan baik pada berbagai jenis tanah baik tanah berkapur, berpasir, agak berpasir maupun tanah-tanah berat yang berliat. Namun demikian untuk memproduksi rimpang yang optimal diperlukan tanah yang subur, gembur dan berdrainase baik. Dengan demikian pemupukan anorganik dan organik diperlukan untuk memberi unsur hara yang cukup dan menjaga struktur tanah agar tetap gembur. Tanah yang mengandung bahan organik diperlukan untuk menjaga agar tanah tidak mudah tergenang air.KETINGGIAN TEMPAT YANG SESUAI UNTUK BUDIDAYA TEMULAWAKTemulawak dapat tumbuh pada ketinggian tempat 5-1.000 m/dpl dengan ketinggian tempat optimum adalah 750 m/dpl. Kandungan pati tertinggi di dalam rimpang diperoleh pada tanaman yang ditanam pada ketinggian 240 m/dpl. Temulawak yang ditanam di dataran tinggi menghasilkan rimpang yang hanya mengandung sedikit minyak atsiri. Tanaman ini lebih cocok dikembangkan di dataran sedang.budidaya temulawak (17), SYARAT PERTUMBUHAN BUDIDAYA TEMULAWAK (11), adaptasi temulawak terhadap kondisi lingkungan (1), temulawak adaptasi (1), syarat tumbuh temulawak (1), syarat tumbuh tanaman temulawak (1), syarat pendukung pertumbuhan durian (1), pohon temu lawak (1), pertumbuhan temulawak (1), PERTUMBUHAN BUDIDAYA TEMULAWAK (1), iklim temulawak (1), bertanam temulawak (1), bagaiman daya adaptasi pohon jati terhadap lingkungan (1), USAHA YANG DIPERLUKAN UNTUK MENJAGA TANAH (1)
Artikel Terkait:
SYARAT PERTUMBUHAN BUDIDAYA TANAMAN SALAKPEDOMAN BUDIDAYA TEMULAWAK: PEMBIBITAN DAN PENGOLAHAN MEDIA TANAMTEKNIK PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN TANAMAN DALAM BUDIDAYA TEMULAWAKSYARAT TUMBUHAN BUDIDAYA TANAMAN MELATISYARAT TUMBUH BUDIDAYA TANAMAN SAWO
Label:
BUDIDAYA,
PERTUMBUHAN,
SYARAT,
TEMULAWAK
Jumat, 30 September 2011
HAMA DAN PENYAKIT DALAM BUDIDAYA TANAMAN TEMULAWAK
Dalam suatu budidaya tanaman dalam hal ini budidaya temulawak, selain pemilihan bibit, teknik penanaman hingga perawatan yang turut menentukan hasil panen, kemampuan mencegah dan menangani gangguan serta serangan hama dan penyakit juga turut mencegah kemungkinan terjadinya gagal panen ataupun kerugian lain. Oleh karen ahal tersebut sebagai bekal dan tambahan informasi, berikut beberapa jenis hama , penyakit dan gangguan lain yang umum dalam budidaya temulawak dan cara pengendaliannya, serta pengendalian gangguan tersebut dengan cara organik yang lebih bersifat ramah lingkungan. Secara detail berikut ulasannya :Hama pada tanaman temulawak adalah:Ulat jengkal (Chrysodeixis chalcites Esp.),Ulat tanah (Agrotis ypsilon Hufn.) danLalat rimpang (Mimegrala coerulenfrons Macquart).Pengendalian:penyemprotan insektisida Kiltop 500 EC atau Dimilin 25 WP dengan konsentrasi 0.1-0.2 %.Penyebab:F. oxysporum Schlecht dan Phytium sp. serta bakteri Pseudomonas sp. Berpotensi untuk menyerang perakaran dan rimpang temulawak baik di kebun atau setelah panen.Gejala:Fusarium menyebabakan busuk akar rimpang dengan gejala daum menguning, layu, pucuk mengering dan tanaman mati. Akar rimpang menjadi keriput dan berwarna kehitam-hitaman dan bagian tengahnya membusuk. Jamur Phytium menyebabkan daun menguning, pangkal batang dan rimpang busuk, berubah warna menjadi coklat dan akhirnya keseluruhan tanaman menjadi busuk.Pengendalian:melakukan pergiliran tanaman yaitu setelah panen tidak menanam tanaman yang berasal dari keluarga Zingiberaceae. Fungisida yang dapat dipakai adalah Dimazeb 80 WP atau Dithane M-45 80 WP dengan konsentrasi 0.1 – 0.2 %.Penyebab:Pseudomonas sp.Gejala:kelayuan daun bagian bawah yang diawali menguningnya daun, pangkal batang basah dan rimpang yang dipotong mengeluarkan lendir seperti getah.Pengendalian:dengan pergiliran tanaman dan penyemprotan Agrimycin 15/1.5 WP atau grept 20 WP dengan konsentrasi 0.1 -0.2%.Gulma potensial pada pertanaman temu lawak adalah gulma kebun antara lain adalah rumput teki, alang-alang, ageratum, dan gulma berdaun lebar lainnya.Dalam pertanian organik yang tidak menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya melainkan dengan bahan-bahan yang ramah lingkungan biasanya dilakukan secara terpadu sejak awal pertanaman untuk menghindari serangan hama dan penyakit tersebut yang dikenal dengan PHT (Pengendalian Hama Terpadu) yang komponennya adalah sbb:Mengusahakan pertumbuhan tanaman yang sehat yaitu memilih bibit unggul yang sehat bebas dari hama dan penyakit serta tahan terhadap serangan hama dari sejak awal pertanamanMemanfaatkan semaksimal mungkin musuh-musuh alamiMenggunakan varietas-varietas unggul yang tahan terhadap serangan hama dan penyakit.Menggunakan pengendalian fisik/mekanik yaitu dengan tenaga manusia.Menggunakan teknik-teknik budidaya yang baik misalnya budidaya tumpang sari dengan pemilihan tanaman yang saling menunjang, serta rotasi tanaman pada setiap masa tanamnya untuk memutuskan siklus penyebaran hama dan penyakit potensial.Penggunaan pestisida, insektisida, herbisida alami yang ramah lingkungan dan tidak menimbulkan residu toksik baik pada bahan tanaman yang dipanen maupun pada tanah. Di samping itu penggunaan bahan ini hanya dalam keadaan darurat berdasarkan aras kerusakan ekonomi yang diperoleh dari hasil pengamatan.Tembakau (Nicotiana tabacum) yang mengandung nikotin untuk insektisida kontak sebagai fumigan atau racun perut. Aplikasi untuk serangga kecil misalnya Aphids.Piretrum (Chrysanthemum cinerariaefolium) yang mengandung piretrin yang dapat digunakan sebagai insektisida sistemik yang menyerang urat syaraf pusat yang aplikasinya dengan semprotan. Aplikasi pada serangga seperti lalat rumah, nyamuk, kutu, hama gudang, dan lalat buah.Tuba (Derris eliptica dan Derris malaccensis) yang mengandung rotenone untuk insektisida kontak yang diformulasikan dalam bentuk hembusan dan semprotan.Neem tree atau mimba (Azadirachta indica) yang mengandung azadirachtin yang bekerjanya cukup selektif. Aplikasi racun ini terutama pada serangga penghisap seperti wereng dan serangga pengunyah seperti hama penggulung daun (Cnaphalocrocis medinalis). Bahan ini juga efektif untuk menanggulangi serangan virus RSV, GSV dan Tungro.Bengkuang (Pachyrrhizus erosus) yang bijinya mengandung rotenoid yaitu pakhirizida yang dapat digunakan sebagai insektisida dan larvasida.Jeringau (Acorus calamus) yang rimpangnya mengandung komponen utama asaron dan biasanya digunakan untuk racun serangga dan pembasmi cendawan, serta hama gudang Callosobrocus.Bebas dari hama penyakit (9), pengendalian hama dan penyakit pada panen (8), cara membudidayakan tanaman temulawak (3), bebas hama penyakit (3), hama lalat rimpang pada temulawak (3), pembibitan bengkuang (2), menjemput kedatangan tamu dengan meriah (1), Metode pencegahan hasil pannen akibat gangguan hama dan penyakit (1), pemeliharaan tanaman dari hama (1), akar rumput teki untuk pestisida nabati (1), pengendalian hama tanaman dengan menggunakan tanaman lain (1), pestisida nabati (1), tanaman yang bebas hama (1), teknik pengendalian hama terpadu melalui teknik budidaya (1), mengendalikan hama di pembibitan (1), lalat rimpang (1), kerugian pseudomonas sp (1), bebas dari hama penyakit adalah (1), bentuk hama penggulung (1), budidaya tanama temulawak (1), budidaya tumpang (1), Dimazeb 80 WP (1), getah pohon salak (1), gulma alang alang (1), hama dan penyakit bengkuang (1), jenis hama pada tanaman bengkuang (1), varietas tanaman tahan hama penyakit (1)
Artikel Terkait:
HAMA, PENYAKIT DAN SERANGAN GULMA DALAM BUDIDAYA TANAMAN SALAKTEKNIK PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN TANAMAN DALAM BUDIDAYA TEMULAWAKSerangan Hama dan Penyakit dalam Usaha Budidaya JagungPEDOMAN BUDIDAYA TEMULAWAK: PEMBIBITAN DAN PENGOLAHAN MEDIA TANAMSYARAT PERTUMBUHAN BUDIDAYA TEMULAWAKKamis, 29 September 2011
TEKNIK PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN TANAMAN DALAM BUDIDAYA TEMULAWAK
Setelah bibit tanaman temulawak dengan kualitas yang baik tersedia serta media penanamannya disiapkan, untuk memperoleh hasil budi daya temulawak dengan kualitas dan kuantitas yang maksimal masih ada beberapa tahapan yang tidak kalah pentingnya, yakni penanaman dan pemeliharaan tanaman temulawak. Sebagai panduan berikut uraian mengenai teknik penanaman dan pemeliharaan dalam budi daya tanaman temulawak :Agar tumbuhnya tanaman temulawak dalam budidaya temulawak dapat seragam dan tertata dengan baik , perlu dilakukan teknik penanaman sebagai berikut :Penanaman dilakukan secara monokultur dan lebih baik dilakukan pada awal musim hujan kecuali pada daerah yang memiliki pengairan sepanjang waktu. Fase awal pertumbuhan adalah saat di mana tanaman memerlukan banyak air.Lubang tanam dibuat di atas bedengan/petakan dengan ukuran lubang 30 x 30 cm dengan kedalaman 60 cm. Jarak antara lubang adalah 60 x 60 cm.Satu bibit dimasukkan ke dalam lubang tanam dengan posisi mata tunas menghadap ke atas. Setelah itu bibit ditimbun dengan tanah sedalam 10 cm.Masa tanam temulawak yaitu pada awal musim hujan untuk masa panen musim kemarau mendatang. Penanaman pada di awal musim hujan ini memungkinkan untuk suplai air yang cukup bagi tanaman muda yang memang sangat membutuhkan air di awal pertumbuhannya.Pemeliharaan tanaman temulawak dilakukan agar tanaman dapat tumbuh dengan optimal dengan menghilangkan gangguan seperti tanaman liar serta beberapa perlakuan lain. Beberapa cara pemeliharaan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :Tanaman yang rusak/mati diganti oleh bibit yang sehat yang merupakan bibit cadangan.Penyiangan rumput liar dilakukan pagi/sore hari yang tumbuh di atas bedengan atau petak bertujuan untuk menghindari persaingan makanan dan air. Penyiangan pertama dan kedua dilakukan pada dua dan empat bulan setelah tanam (bersamaan dengan pemupukan). Selanjutnya penyiangan dapat dilakukan segera setelah rumput liar tumbuh. Untuk mencegah kerusakan akar, rumput liar disiangi dengan bantuan kored/cangkul dengan hati-hati.Kegiatan pembubunan perlu dilakukan pada pertanaman rimpang-rimpangan untuk memberikan media tumbuh rimpang yang cukup baik. Pembubunan dilakukan dengan menimbun kembali area perakaran dengan tanah yang jatuh terbawa air. Pembubunan dilakukan secara rutin setelah dilakukan penyiangan.Seperti pada umumnya proses pemupukan pada tanaman lain, pemupukan dapat dilakukan secara organik ataupun konvensional. Keduanya akan kita bahas lebih lanjut berikut ini :Pada pertanian organic yang tidak menggunakan bahan kimia termasuk pupuk buatan dan obat-obatan, maka pemupukan secara organic yaitu dengan menggunakan pupuk kompos organic atau pupuk kandang dilakukan lebih sering dibanding kalau kita menggunakan pupuk buatan. Adapun pemberian pupuk kompos organic ini dilakukan pada awal pertanaman pada saat pembuatan guludan sebagai pupuk dasar sebanyak 60 – 80 ton per hektar yang ditebar dan dicampur tanah olahan. Untuk menghemat pemakaian pupuk kompos dapat juga dilakukan dengan jalan mengisi tiap-tiap lobang tanam di awal pertanaman sebanyak 0.5 – 1kg per tanaman. Pupuk sisipan selanjutnya dilakukan pada umur 2 – 3 bulan, 4 – 6 bulan, dan 8 – 10 bulan. Adapun dosis pupuk sisipan sebanyak 2 – 3 kg per tanaman. Pemberian pupuk kompos ini biasanya dilakukan setelah kegiatan penyiangan dan bersamaan dengan kegiatan pembubunan.Pemupukan AwalPupuk dasar yang diberikan saat tanam adalah SP-36 sebanyak 100 kg/ha yang disebar di dalam larikan sedalam 5 cm di antara barisan tanaman atau dimasukkan ke dalam lubang sedalam 5 cm pada jarak 10 cm dari bibit yang baru ditanam. Larikan atau lubang pupuk kemudian ditutup dengan tanah. Sesaat setelah pemupukan tanaman langsung disiram untuk mencegah kekeringan tunas.Pemupukan SusulanPada waktu berumur dua bulan, tanaman dipupuk dengan pupuk kandang sebanyak 0,5 kg/tanaman (10-12,5 ton/ha), 95 kg/ha urea dan 85 kg/ha KCl. Pupuk diberikan kembali pada waktu umur tanaman mencapai empat bulan berupa urea dan KCl dengan dosis masing-masing 40 kg/ha. Pupuk diberikan dengan cara disebarkan merata di dalam larikan pada jarak 20 cm dari pangkal batang tanaman lalu ditutup dengan tanah.Pengairan dilakukan secara rutin pada pagi/sore hari ketika tanaman masih berada pada masa pertumbuhan awal. Pengairan selanjutnya ditentukan oleh kondisi tanah dan iklim. Biasanya penyiraman akan lebih banyak dilakukan pada musim kemarau. Untuk menjaga pertumbuhan tetap baik, tanah tidak boleh berada dalam keadaan kering.Waktu Penyemprotan PestisidaPenyemprotan pestisida dilakukan jika telah timbul gejala serangan hama penyakit.Sedapat mungkin pemulsaan dengan jerami dilakukan diawal tanam untuk menghindari kekeringan tanah, kerusakan struktur tanah (menjadi tidak gembur/padat) dan mencegah tumbuhnya gulma secara berlebihan. Jerami dihamparkan merata menutupi permukaan tanah di antara lubang tanaman.teknik penanaman dan pemeliharan tanaman budidaya anggrek (29), pemberian pupuk kompos pada jagung (9), TEKHNIK PEMBUBUNAN (1), rumput liar disiangi (1), pentingnya pupuk untuk tanaman temulawak (1), penanaman dan pemeliharaan tanaman jagung (1), materi tentang penyiangan pada tanaman padqa umumnya (1), cara tumbuh TEMU LAWAK (1), cara penanaman tanaman obat yang baik (1), cara pembubunan kopi (1)
Artikel Terkait:
TEKNIK PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN TANAMAN DALAM BUDIDAYA RAMBUTANTeknik Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman Budidaya NangkaTEKNIK PENANAMAN SERTA PEMELIHARAAN DALAM BUDI DAYA MELONPENGOLAHAN MEDIA TANAMAM DAN TEKNIK PENANAMAN DALAM BUDIDAYA MANGGISMEDIA TANAM DAN TEKNIK PENANAMAN DALAM BUDIDAYA SAWO
Langganan:
Postingan (Atom)