Jumat, 30 September 2011

TEKNIK DASAR BUDIDAYA TANAMAN KARET DALAM USAHA BUDIDAYA TANAMAN KARET

karet SYARAT TUMBUH TANAMAN KARET : Tanaman karet umumya memerlukan waktu 5-6 tahun hingga siap untuk dapat disadap. Puncak produksi biasanya tercapai pada umur antara 10-15 tahun. Pada dasarnya, tanaman karet memerlukan persyaratan terhadap kondisi iklim untuk menunjang pertumbuhan dan keadaan tanah sebagai media tumbuhnya.

Iklim

Daerah yang cocok untuk tanaman karet adalah pada zone antara 150LS dan 150LU. Di luar zone tersebut biasanya pertumbuhan tanaman karet agak terhambat sehingga masa awal produksinya juga terlambat.

Umumnya tanaman karet tumbuh optimal pada dataran rendah dengan ketinggian 200 m dari permukaan laut. Ketinggian lebih dari 600 m di atas permukaan laut tidak cocok untuk tumbuh tanaman karet. Korelasi antara ketinggian tempat dan umur sadap dapat dilihat pada tabel berikut.

Korelasi antara ketinggian tempat dan umur sadap tanaman karet

Suhu optimal yang diperlukan tanaman karet berkisar antara 240C sampai dengan 280C. Kelembaban tinggi sangat diperlukan untuk pertumbuhannya dengan lama penyinaran matahari berkisar 5 – 7 jam per hari.

Tanaman karet membutuhkan curah hujan optimal antara 1.500 – 2.000 mm/ tahun dengan toleransi curah hujan 2.500 – 4.000 mm/ tahun dan hari hujan berkisar antara 100 sampai dengan 150 hari hujan/ tahun. Namun, produksi karet akan berkurang apabila sering terjadi hujan pada pagi hari. Selain itu, kecepatan angin yang terlalu kencang pada umumnya kurang baik untuk tanaman karet.

TANAH MEDIA TANAM

Berbagai jenis tanah dapat sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet baik tanah vulkanis muda dan tua, bahkan pada tanah gambut kurang dari 20 cm. Tanah vulkanis mempunyai sifat fisik yang cukup baik terutama struktur, tekstur, sulum, kedalaman air tanah, aerasi dan drainasenya, tetapi sifat kimianya secara umum kurang baik karena kandungan haranya yang rendah. Hasil karet maksimal didapatkan jika ditanam di tanah subur, berpasir, dapat melewatkan air dan tidak berpadas (kedalaman padas yang dapat ditolerir dalah 2-3 meter).

Tanah alluvial biasanya cukup subur, tetapi sifat fisiknya terutama drainase dan aerasenya kurang baik. Reaksi keasaman tanah berkisar antara pH 3,0 – pH 8,0, tetapi tidak sesuai pada pH < 3,0 dan pH > 8,0. Tanah ultisol yang kurang subur juga sebenarnya bisa ditanami karet, namun membutuhkan pemupukan dan pengelolaan yang lebih baik.

Sifat tanah yang cocok untuk tanaman karet pada umumnya antara lain: Sulum tanah sampai 100 cm, tidak terdapat batu-batuan dan lapisan cadas; Aerase dan drainase cukup;

Tekstur tanah remah, poreus dan dapat menahan air;Struktur terdiri dari 35% liat dan 30% pasir;Tanah bergambut tidak lebih dari 20 cm;Kandungan hara NPK cukup dan tidak kekurangan unsur hara mikro; Reaksi keasaman tanah berkisar pada pH 4,5 – pH 6,5;REKOMENDASI JARAK TANAM

Untuk mendapatkan pertumbuhan dan produksi yang optimal, penanam karet perlu pula memperhatikan jarak tanamnya. Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air, Departemen Pertanian (2008), merekomendasikan ukuran lobang tanam pada penanaman karet yaitu 45 x 45 x 30 cm untuk tanah ringan dan

60 x 60 x 40 cm untuk tanah berat. Sedangkan rekomendari jarak tanam, kerapatan tanam dan jumlah populasi bibit karet per hektar lahan terdapat beberapa alternatif seperti disajikan pada tabel berikut.

Alternatif jarak tanam dan populasi bibit karet per hektar

Sumber: Ditjen Pengelolaan Lahan dan Air, Departemen Pertanian (2008).

Artikel Terkait:

Teknik Budidaya Tanaman Karet dalam Usaha Budidaya Tanaman Karet (tahap pembangunan kebun)Teknik Budidaya Tanaman Karet dalam Usaha Budidaya Tanaman Karet (tahap persiapan)KARAKTERISTIK TANAMAN KARET DALAM BUDIDAYA TANAMAN KARETPERSYARATAN TUMBUH TANAMAN KARET DALAM BUDIDAYA TANAMAN KARETKLON UNGGUL TANAMAN KARET DALAM BUDIDAYA TANAMAN KARET

View the original article here

0 komentar:

Posting Komentar